Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, disinyalir menggunakan bom panci. Dugaan tersebut berdasarkan serpihan bom yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Serpihannya mirip seperti yang ditemukan di Bandung," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di lokasi kejadian, Kamis dini hari, 25 Mei 2017.
Baca: Usut Bom Kampung Melayu, Transjakarta Bantu Polisi dengan CCTV
Selain itu, pada salah satu jenazah yang diduga pelaku, ditemukan struk pembelian panci dari sebuah mini market di Padalarang. "Struk bukti pembelian panci pada 22 Mei 2017 pukul 09.00. Ditemukan di kantong salah satu pelaku," ujarnya.
Dalam dua serangan bom tersebut, panci bertekanan tinggi digunakan sebagai wadah untuk menyatukan bahan-bahan material bom rakitan. Selain itu, bukti-bukti memperkuat dengan adanya temuan lempengan alumunium, serpihan ransel, paku, dan gotri.
Meski begitu, Setyo belum bisa menyebutkan intensitas ledakan yang dihasilkan. Tim laboratorium forensik akan memeriksa kandungan bom terlebih dahulu. "Kalau low atau high, laboratorium forensik yang bisa menyatakan itu karena identifikasinya dari serbuk residu itu yang akan diperiksa," kata dia.
Baca: Bom Kampung Melayu, Jokowi: Keterlaluan!
Jika menilik ke belakang, ada beberapa senyawa kimia yang kerap dijadikan bahan peledak utama bom panci. Kasus bom panci di Bandung, misalnya. Pihak Kepolisian menemukan bahan peledak TATP (triacetone triperoxide). Bahan ini memiliki daya ledak tinggi dengan kecepatan rambat reaksi mencapai 5.300 meter per detik, termasuk bahan peledak kategori primer. Berbeda dengan jenis primer, bahan peledak kategori sekunder tidak mudah meledak.
Bahan lain yang digunakan adalah gliserin (glyserine). Cairan itu adalah bahan baku untuk membuat nitrogliserin, cairan yang mudah meledak.
Bom di New York yang terjadi pada September 2016, juga menggunakan bom panci dengan bahan peledak TATP. Seperti yang dilansir Associated Press, ledakan di New York meninggalkan residu tannerite nama zat kimia yang terdiri atas amonium nitrat dan bubuk aluminium. Campuran kedua bahan ini akan meledak apabila terkena peluru berkecepatan tinggi. Daya hancur tannerite, kata pejabat tersebut, sangat tinggi.
Baca: Bom di Konser Ariana Grande, Polisi: Nama Pelaku Salman Ramadan
Tak hanya tannerite, The New York Times melaporkan, bom itu juga mengandung hexamethylene triperoxide diamine (HMTD). Senyawa organik cair mudah terbakar (aseton) dengan daya ledak tinggi ini memiliki struktur kimia C6H12N2O6.
HMTD bisa menjadi bahan peledak utama maupun sekunder dan cukup peka terhadap guncangan ataupun gesekan. Bahan kimia ini juga dapat bereaksi dengan logam biasa.
Senyawa HMTD memiliki sifat aseton yang sama dengan triacetone triperoxide (TATP), bahan peledak yang digunakan pada pengeboman kereta bawah tanah di London pada 2005. Selain itu, juga digunakan dalam upaya peledakan di pesawat pada Desember 2001 serta dalam peledakan di kereta bawah tanah dan bandara Brussels, Belgia, pada awal tahun ini.
Baca: Seperti Apa Sosok Wanita Calon Pengaantin Bom Istana?
Dua ledakan yang diduga bom bunuh diri terjadi di Terminal Kampung Melayu sekitar pukul 20.30, Rabu malam, 24 Mei 2017. Korban dalam insiden itu ada 15 orang. Dua orang yang tewas diduga sebagai pelaku. "Indikasinya berdasarkan luka-luka," kata Setyo. Tubuh dua orang yang diduga pelaku itu terpotong-potong akibat ledakan.
Delapan polisi yang tengah bertugas turut menjadi korban bom Kampung Melayu itu. Tiga diantaranya gugur. Ada juga lima warga sipil yang menderita luka-luka.
YOHANES PASKALIS | ARKHELAUS WISNU | AMRI MAHBUB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini