Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Cina Luncurkan Satelit untuk Pantau Emisi Gas Rumah Kaca  

Cina meluncurkan satelit itu menggunakan roket Long March-2D dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi Desert barat laut.

22 Desember 2016 | 11.25 WIB

Warga mengenakan masker saat bersepeda di sekitar Gerbang Tiananmen yang diselimuti polusi udara tebal, di Beijing, Cina, 20 Desember 2016. Akibat polusi udara tersebut, pemerintah setempat telah menetapkan peringatan "siaga merah". REUTERS/Jason Lee
Perbesar
Warga mengenakan masker saat bersepeda di sekitar Gerbang Tiananmen yang diselimuti polusi udara tebal, di Beijing, Cina, 20 Desember 2016. Akibat polusi udara tersebut, pemerintah setempat telah menetapkan peringatan "siaga merah". REUTERS/Jason Lee

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cina meluncurkan satelit untuk memantau emisi gas rumah kaca pada Kamis pagi, 22 Desember 2016, yang merupakan langkah terakhir dari upayanya memangkas jejak karbon, menurut kantor berita Xinhua.

Cina meluncurkan satelit itu menggunakan roket Long March-2D dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi Desert barat laut.

"Satelit TanSat yang beratnya 620 kilogram dikirim ke orbit yang sinkron dengan matahari sekitar 700 kilometer di atas Bumi serta akan memantau konsentrasi, distribusi, dan aliran karbon dioksida di atmosfer," kata Yin Zengshan, kepala perancang TanSat di institut riset Mikrosatelit Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.

Peluncuran itu dilakukan setelah studi internasional menunjukkan emisi gas rumah kaca dunia masih datar dalam tiga tahun berturut-turut pada 2016 berkat penurunan emisi di Cina.

Satelit itu akan memberikan data mandiri kepada pembuat kebijakan Cina selama tiga tahun.

TanSat akan membaca karbon dioksida global setiap 16 hari, akurat sampai sedikitnya empat bagian per sejuta.

Roket yang membawa TanSat juga mengangkut satu satelit mikronano beresolusi tinggi serta dua spektrum satelit mikronano untuk pemantauan pertanian dan kehutanan.

Cina adalah negara ketiga setelah Jepang dan Amerika Serikat yang memantau gas rumah kaca menggunakan satelitnya sendiri, menurut Xinhua.

ANTARA


 



Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yocta Nurrahman

Yocta Nurrahman

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus