Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Gas Rumah Kaca Musnahkan Kehidupan Ptanet

Pemanasan akibat kandungan karbon dioksida berlebih dapat mematikan makhluk hidup suatu planet.

12 Februari 2016 | 17.12 WIB

Matahari membuat cahaya dari bahan bakar helium yang difusi menjadi helium di inti matahari. Matahari menghasilkan energinya dari reaktor nuklir alaminya di pusatnya. Para ahli memperkirakan Matahari akan mati sekitar 5 miliar tahun lagi. Menjelang kemati
Perbesar
Matahari membuat cahaya dari bahan bakar helium yang difusi menjadi helium di inti matahari. Matahari menghasilkan energinya dari reaktor nuklir alaminya di pusatnya. Para ahli memperkirakan Matahari akan mati sekitar 5 miliar tahun lagi. Menjelang kemati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta-Gas rumah kaca yang berlebihan mengancam kehidupan suatu planet. Suatu penelitian mengungkap pemanasan suhu akibat tingginya kadar karbon dioksida (CO2) dapat mengeringkan planet.

“Seperti yang terjadi di Planet Venus," kata Max Popp dari Max Planck Institute for Meteorology di Jerman seperti dilansir oleh Live Science, Kamis, 11 Februari 2016 waktu setempat. "Pemanasan ini setara dengan orbit planet yang terlalu dekat ke matahari.” 

Untuk memahaminya, Popp dan timnya membuat model 3D dari suatu planet yang menyerupai bumi, namun seluruhnya ditutupi air.

Mereka menemukan, iklim planet menjadi tak stabil saat level CO2 mencapai 1520 ppm –atau 1520 molekul CO2 di setiap 1 juta molekul udara. Suhu model tersebut melonjak hingga 57 derajat Celsius. Panas ini terperangkap oleh awan yang terbentuk dari uap air sehingga tak dapat meloloskan diri ke luar angkasa.

Planet Venus mengalami kondisi serupa. Air yang menguap dari permukaan planet menumpuk di atmosfer, dan lolos hingga ke luar angkasa. Fenomena ini disebut rumah kaca lembab. Dampak kondisi ini, atmosfer Venus dipenuhi oleh CO2. Bumi tak mengalami hal serupa. Ini disebabkan bagian paling atas atmosfer bumi cukup kering.

Temuan Max Popp ini bakal menepis padangan para peneliti yang menganggap air sebagai usur terpenting untuk memulai kehidupan di suatu planet. “Juga tidak dari posisi planet tersebut saja –terlalu dekat dengan matahari atau tidak,” kata dia.


LIVE SCIENCE | URSULA FLORENE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ursul florene

ursul florene

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus