Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Gen Neanderthal pada Wanita Modern

Reseptor Neanderthal untuk progesteron membuat masalah kehamilan berkurang.

3 Juni 2020 | 00.00 WIB

Peta ini menunjukkan gen manusia modern yang mengandung DNA Neanderthal (merah) dan DNA Denisovan (biru). Garis keturunan ini membantu manusia modern untuk bertahan hidup di berbagai lingkungan.
Perbesar
Peta ini menunjukkan gen manusia modern yang mengandung DNA Neanderthal (merah) dan DNA Denisovan (biru). Garis keturunan ini membantu manusia modern untuk bertahan hidup di berbagai lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Reseptor Neanderthal untuk progesteron membuat masalah kehamilan berkurang.

  • Wanita yang mengalami keguguran lebih sedikit dan cenderung memiliki reseptor ini.

  • Penelitian menggunakan data dari 450 ribu wanita Eropa dan riwayat kesuburan mereka.

Sepertiga wanita Eropa mewarisi gen manusia kuno, Neanderthal. Gen itu diyakini dapat meningkatkan kesuburan dan mengurangi risiko keguguran pada awal kehamilan. Demikian kesimpulan studi yang dilakukan para peneliti di Max Planck Institute, Jerman.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Biology and Evolution, pekan lalu, ini menemukan bahwa satu dari tiga perempuan modern mewarisi reseptor untuk progesteron dari spesies kuno sepupu manusia modern itu.

Penelitian ini menggunakan data dari Biobank yang menunjukkan catatan medis dan asam deoksiribonukleat (DNA) lebih dari 450 ribu wanita di Eropa. Hal tersebut memungkinkan tim peneliti menemukan gen yang diwariskan.

Mereka mengatakan 29 persen dari wanita itu membawa satu salinan reseptor Neanderthal. Sedangkan 3 persennya memiliki dua salinan gen yang juga dapat menyebabkan lebih sedikit pendarahan selama kehamilan.

Para peneliti, termasuk tim dari Karolinska Institute di Swedia, mengatakan sepertiga wanita dengan gen tersebut juga cenderung memiliki lebih banyak anak.

“Reseptor progesteron merupakan contoh bagaimana varian genetik yang menguntungkan dibawa manusia modern setelah bercampur dengan Neanderthal dan dapat memiliki efek pada orang yang hidup hari ini,” kata Hugo Zeberg dari Karolinska Institute.

Gen tersebut ada sebagai hasil kawin silang antara manusia modern dan Neanderthal sekitar 65 ribu tahun silam. DNA yang diturunkan Neanderthal ditemukan dalam genom semua populasi manusia modern dan menyumbang 1-4 persen dari genom modern.

Tim menggunakan informasi tentang genom yang diurutkan dari manusia purba-yang ditemukan terkubur di dalam gua atau rawa. Gen tertua yang pernah ditemukan berasal dari sekitar 40 ribu tahun silam di Cina.

Mereka kemudian membandingkan genom-genom itu dengan manusia modern dan melacak penyebaran gen Neanderthal selama ribuan tahun. Analisis molekuler pada wanita dengan reseptor menyebutkan mereka memproduksi lebih banyak reseptor progesteron dalam sel.

Penulis mengatakan hal ini dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas terhadap progesteron serta perlindungan terhadap keguguran dini dan perdarahan.

“Proporsi wanita yang mewarisi gen ini sekitar sepuluh kali lebih besar dari kebanyakan varian gen Neanderthal,” kata Zeberg. “Temuan ini menunjukkan bahwa varian reseptor Neanderthal memiliki efek yang menguntungkan bagi kesuburan.”

Para peneliti mengatakan bahwa memiliki reseptor progesteron Neanderthal dapat membantu wanita mempertahankan kehamilan yang mungkin mengakibatkan keguguran, meski hal itu juga dapat mengarah pada kelahiran prematur yang lebih dini.

Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa rata-rata orang Eropa membawa lebih dari 500 “fragmen” genetik Neanderthal dan spesies manusia purba lainnya. Penelitian ini juga menemukan gen terkait dengan risiko kanker prostat, retensi besi, kecepatan pembekuan darah, dan darah tinggi yang lebih kecil dari sepupu manusia modern itu.

Neanderthal merupakan leluhur manusia yang paling dekat, tapi secara misterius punah sekitar 40 ribu tahun silam. Spesies ini hidup di Afrika dengan manusia purba selama ratusan ribu tahun sebelum pindah ke Eropa sekitar 300 ribu tahun silam.

Mereka kemudian bergabung dengan manusia yang melakukan perjalanan yang sama sekitar 100 ribu tahun silam. Mereka adalah “manusia gua” yang asli, yang secara historis dianggap bodoh dan kejam dibandingkan dengan manusia modern.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dan terutama selama dekade terakhir, semakin jelas bahwa tuduhan terhadap Neanderthal itu keliru. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa “manusia gua” lebih canggih dan multitalenta ketimbang yang diperkirakan orang.

FIRMAN ATMAKUSUMA | SCIENCEDAILY | MAX PLANCK INSTITUTE

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus