Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Gunung Soputan di Sulawesi Utara kembali meletus, Ahad pagi, 16 Desember 2018. Tinggi kolom abu letusannya terus naik dari 7.000 meter menjadi 7.500 meter lebih dari puncak gunung. Jika terjadi hujan abu, masyarakat diminta memakai masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi gangguan saluran pernafasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Kronologi Erupsi Gunung Soputan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koordinator Bidang Vulkanologi Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung Mirzam Abdurrachman mengatakan, abu vulkanik merupakan material yang berbahaya bagi kesehatan. Perlu banyak cara untuk mewaspadai terpaan abu vulkanik jika terjadi hujan abu. "Abu vulkanik merupakan partikel berukuran halus yang diameternya kurang dari 2 milimeter hasil lontaran dari letusan gunung api," ujarnya, Ahad, 16 Desember 2018.
Di sisi lain, endapan abu vulkanik ini nantinya akan memberikan kesuburan di sekitar gunung, sehingga daerahnya sering jadi hunian dengan kepadatan tinggi.
Baca juga: Ada 4 Hal yang Menarik dari Gunung Soputan
Saat letusan terjadi, kata Mirzam, abu vulkanik naik membentuk kolom erupsi dan terus bergerak naik hingga mencapai Level of Neutral Buoyancy. Adapun material dengan ukuran lebih besar dari 2 milimeter umumnya gagal terlontar ke atas dan menghasilkan lontaran balistik bom vulkanik. "Abu vulkanik yang turun memiliki kandungan asam tinggi yang dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan mata," kata Mirzam.
Asam yang terkandung pada abu dengan mudah tercuci oleh air hujan. Akibatnya juga bisa mencemari persediaan air dan mengganggu tanaman. Setelah hujan abu ringan, biasanya kondisi masih aman untuk mengkonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi abu vulkanis. Namun disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang sudah dicuci atau tertutup kemasan. "Warga perlu menyediakan cadangan terutama air minum setidaknya untuk satu minggu," kata Mirzam.
Tindakan lain yaitu menutup semua jendela dan pintu untuk mengurangi abu vulkanis yang masuk. Kesiapan lain yaitu kacamata pelindung untuk mengurangi iritasi mata, dan segera memakai masker yang telah dibasahi agar proses pernyaringan abu vulkanik bekerja maksimal. "Semakin dalam kita menarik nafas, semakin dalam pula abu vulkanik masuk ke paru-paru," ujarnya.
Ketika ingin membersihkan abu vulkanik di dalam atau di luar rumah, disarankan sambil diberi air sedikit. Membersihkan abu dalam keadaan kering kata Mirzam, memberikan kesempatan untuk terbang kembali.
Khusus kepada anak-anak, diminta untuk tetap berada di dalam ruangan. Mereka perlu dinasehati, kata Mirzam, agar tidak bermain dan lari-lari untuk menghindari abu vulkanik terbang dan masuk ke pernafasan. Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu berwarna kelabu dan intensitas tebal condong ke tenggara.
Simak kabar terbaru seputar erupsi Gunung Soputan hanya di kanal Tekno Tempo.co.