Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Isi Kuliah Umum di UI, Luhut Sebut Tanggap Tanggon Trengginas Jadi Kunci Hidup

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kuliah umum di UI pada mata kuliah pengembangan kepribadian.

12 April 2022 | 18.39 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan saat memberikan pidato di Universitas Indonesia pada Selasa, 12 April 2022. FOTO/Doc UI
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan saat memberikan pidato di Universitas Indonesia pada Selasa, 12 April 2022. FOTO/Doc UI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia (UI) pada Selasa, 12 April 2022. Acara bertema “Bangkit Bersama, Bangkit Lebih Kuat: Indonesia Menyongsong Pascapandemi Covid-19” itu digelar di Balai Sidang UI, Depok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Rektor UI Ari Kuncoro bersama para wakil rektor, para dekan dan wakil dekan, turut hadir pada acara tersebut. Kegiatan ini diikuti juga oleh para mahasiswa peserta mata kuliah pengembangan kepribadian terintegrasi. Dalam pemaparannya, Luhut mengatakan bahwa masa depan republik ini berada di era peserta mata kuliah pengembangan kepribadian terintegrasi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kunci dari leadership bagi Anda dan kita semua adalah ketauladanan. Saya di akademi militer belajar tiga hal, yaitu Tanggap-Tanggon-Trengginas,” ,” ujar Luhut dari siaran pers yang diterima Tempo.

Luhut menjelaskan tanggap adalah kecerdasan yang tetap dipelihara terus, tanggon merupakan karakter, jiwa, spirit, sedangkan trengginas itu sehat. “Itu yang saya pelihara dalam hidup bahwa karakter itu penting, sesuai dengan kata perbuatan kita. Saya titip persatuan dan kesatuan menjadi kunci kalau mau Indonesia maju, kita harus kompak,” ujarnya.

Ia juga membahas dampak pandemi Covid-19, penanganan, serta upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional. Menurutnya, pandemi membawa dampak besar terhadap perekonomian negara dunia. Dia menyebut masih banyak negara yang level PDB-nya belum kembali ke tingkat sebelum pandemi, namun posisi Indonesia saat ini sudah kembali bangkit.

“Pandemi belum berakhir, tetapi dunia dihadapkan pada tantangan baru, yakni invasi Rusia ke Ukraina. Menanggapi masalah ini, Indonesia harus cermat bernavigasi sebagai Presidensi G20 berdasarkan UUD 1945,” ungkapnya.

Dalam materi yang disampaikan, Luhut mengatakan United Nations memperkirakan perang Rusia-Ukraina akan menambah 7,6 -13,1 juta orang kelaparan di seluruh dunia, dan Indonesia tidak termasuk dalam kategori tersebut. Rusia dan Ukraina berperan penting terhadap ekspor komoditas energi, pangan, dan logam dunia yang menyebabkan kenaikan harga komoditas.

Oleh karena itu, kata dia, Indonesia harus kuat dalam produksi dalam negeri. Perang Rusia-Ukraina memicu kenaikan inflasi di berbagai negara, terutama didorong oleh meningkatnya harga energi dan pangan. Kenaikan harga minyak, gandum, dan jagung meningkatkan nilai kebutuhan impor dari negara-negara seperti Mesir, Pakistan, Srilanka, dan Tunisia.

“Pascapandemi, tantangan juga akan muncul di antaranya perubahan sistem kesehatan, akselerasi otomasi dan digitalisasi, peningkatan peran Artificial Intelligence (AI) & Big Data, perubahan Global Value Chain, peningkatan tren telework, dan green recovery menghadapi tantangan climate change,” ujarnya.

Luhut mengatakan penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, mampu dikendalikan dengan tetap menjaga kondisi ekonomi. Dalam waktu kurang dari 3 bulan, kata dia, kasus harian telah menurun tajam. BOR Rumah Sakit pada tingkat yang rendah, yaitu sebesar 4 persen, positivity rate di bawah standar WHO, yakni 1,2 persen.

Vaksinasi, kata Luhut, juga sudah mencapai tingkat yang tinggi. Jumlah penduduk yang divaksinasi, Indonesia berada di peringkat 4 dunia dengan rincian dosis pertama 95 persen, dosis kedua 78 persen, dan dosis ketiga 13 persen.

Luhut memberikan gambaran bahwa ekonomi nasional mampu dipulihkan dengan cepat. Ekonomi kembali tumbuh di atas 5 persen, realisasi investasi mampu tumbuh double digit Penanaman Modal Asing/Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar 12,5 persen, serta tingkat kemiskinan dan pengangguran menurun. Selain itu, mobilitas keluar rumah dan belanja masyarakat meningkat dan tertinggi sejak pandemi.

Di akhir pemaparannya, Luhut menyampaikan bahwa dalam mengatasi pandemi Covid-19, Indonesia telah menunjukkan dapat menyelesaikan masalah dengan cukup baik. Dalam delapan tahun terakhir, Indonesia telah mentransformasi ekonomi menjadi lebih efisien, maju, dan tidak bergantung pada komoditas.

Luhut berharap Indonesia harus terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi termasuk pengembangan sumber daya manusia dan R&D untuk mendorong inovasi serta Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan pascapandemi untuk mencapai visi menjadi negara maju pada tahun 2045.

Rektor UI Ari Kuncoro dalam pidato sambutan mengatakan selama pandemi UI telah melahirkan banyak inovasi untuk membantu pemerintah menanggulangi pandemi dan memutus mata rantai penularan virus. UI juga mendukung upaya pemerintah melalui program vaksinasi di Rumah Sakit UI dan Klinik Satelit dengan menyasar dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat sekitar.

“Semoga kegiatan ini membawa manfaat dalam menyambut Presidensi G20 Indonesia serta menjadi masukan dalam pengembangan pengetahuan di UI,” ujarnya.

Baca juga:

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus