Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara mengatakan ingin membeli rudal jelajah Tomahawk dari Amerika Serikat lebih cepat dari rencana semula. Itu sebagai respons atas meningkatnya tantangan keamanan di Asia. Kihara menyampaikan pernyataan itu dalam pertemuan tatap muka pertamanya dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Washington pada Rabu, 4 Oktober 2023
Apa Itu Rudal Tomahawk?
Tomahawk adalah rudal jelajah tanpa awak buatan Amerika Serikat. Tomahawk digunakan untuk menyerang sasaran jarak jauh dengan hulu ledak sebesar 450 kilogram. Dikutip dari Britannica, rudal Tomahawk memiliki panjang 5,6 meter dan berat 1.500 kilogram. Rudal ini melaju dengan kecepatan 885 kilometer per jam dengan jangkauan tembak 2.400 kilometer.
Tomahawk menggunakan sistem navigasi Terrain Contour Matching dan sistem pemetaan Digital Scene Matching Area Correlation. Sistem ini berfungsi untuk mencocokkan data penentuan posisi target. Rudal Tomahawk pertama kali dioperasikan pada 1983. Dikembangkan oleh General Dynamics, kemudian dilanjutkan oleh Raytheon.
Saat ini, rudal jelajah Tomahawk memiliki berbagai varian. Misalnya BGM-109A dengan hulu ledak thermonuclear, UGM-109B rudal antikapal, BGM-109C hulu ledak konvensional, BGM-109D hulu ledak bom tabur. Dikutip dari situs web RTX, rudal Tomahawk juga memiliki Versi Block IV Tactical Tomahawk yang bisa berpindah target saat terbang.
Selanjutnya, ada Blok V dengan daya tahan pakai hingga 15 tahun. Blok V: TACTOM dengan modernisasi navigasi dan komunikasi dan Blok Va: Blok V menyerang sasaran bergerak di laut. Lalu Blokir Vb: Blok V dengan hulu ledak multi-efek gabungan yang dapat mencapai sasaran darat yang lebih beragam.
Rudal Tomahawk mulai digunakan selama Perang Teluk Persia pada 1991. Pernah pula dipakai pada 16 Desember 1998 dalam operasi Desert Fox di Irak.
Rudal Tomahawk pernah digunakan pada 2014. Pentagon menembakkan 47 Tomahawk untuk menyerang milisi Khorasan yang masuk ke Suriah. Pada 2016, Tomahawk ditembakkan dari Laut Merah, Yaman setelah Houthi melepaskan rudal-rudalnya ke kapal Amerika Serikat.
Pada 2017, rudal Tomahawk ditembakkan ke pangkalan angkatan udara Suriah, Sahyar. Penyerangan itu menghancurkan pesawat tempur Suriah yang dituding membawa gas kimia beracun untuk dijatuhkan di Idlib.
Pilihan Editor: Tantangan Keamanan di Asia Meningkat, Jepang Borong Rudal Tomahawk Lebih Cepat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini