Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi booster tampaknya kurang diminati warga, bahkan Jakarta sebagai ibu kota negara saja peminatnya rendah. Kalaupun berminat, tapi masih pilih-pilih merek booster.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengajak warga agar mau melakukan vaksinasi booster. “Jangan pilih-pilih vaksin,” kata Siti lewat pesan singkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk menghadapi warga yang enggan melakukan vaksinasi booster, Siti mengaku pihaknya sudah berusaha berbagai cara. “Edukasi terus menerus serta mengajak keterlibatan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat,” kata Siti.
Untuk pemantau terhadap minat warga yang menurun terhadap vaksin booster, menurutnya data lebih lengkap di wilayah. “Yang memonitor lebih lengkap ada pemda kabupaten kota karena langsung mendapatkan info dari puskesmas atau pun fasyankes lainnya. Beberapa memiliki pengaruh terhadap capaian vaksinasi setidaknya 3-7 persen masih menolak vaksinasi,” kata Siti.
Mengenai iming-iming sesuatu agar warga mau melakukan booster, Siti menyerahkan kreativitas kegiatan pada penyelenggara. “Ini inovasi daerah masing-masing.” Salah satu yang melakukan kreativitas adalah Puskesmas Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Di sana membuka layanan program booster dengan goodie bag berupa minyak goreng 1 liter.
Booster berhadiah tersebut hanya untuk penyuntikan tanggal 26-27 Maret 2022. Kuota 600 orang khusus warga Tebet yang datang langsung. Sedangkan kuota pendaftaran lewat aplikasi JAKI sebanyak 400 orang , terbuka untuk warga Tebet atau wilayah lainnya. Jenis vaksin yang tersedia adalah Pfizer.
Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti, menyebut alasan utama rendahnya minat warga untuk mengikuti vaksinasi booster karena masih banyak yang pilih-pilih vaksin. "Ketika vaksin yang diinginkan tidak tersedia, mereka tidak berminat untuk menjalani vaksinasi," katanya.
Padahal semua jenis vaksin yang tersedia telah mendapatkan rekomendasi dari Badan Pengurus Obat dan Makanan (BPOM), sehingga masyarakat tidak perlu ragu untuk menerima vaksin booster. Stok vaksin di Jakarta juga masih dalam kategori aman.
Adapun vaksin booster yang tersedia adalah AstraZeneca dan Pfizer. "Mereka mau vaksin jenis tertentu tetapi tidak ada,” ujarnya.
Sebagai ukuran, untuk DKI Jakarta yang sukses menjalankan vaksinasi dosis pertama dan kedua, hingga saat ini baru 2.055.460 orang yang menerima vaksin booster. Data ini per Rabu, 23 Maret 2022.
Saat ini Indonesia sudah dalam proses transisi perubahan pandemi menjadi endemi. Proses transisi itu sejalan dengan kebijakan pelonggaran-pelonggaran yang diputuskan pemerintah.
Pelonggaran tersebut dilakukan dengan menurunkan level PPKM menjadi level 2, menghapuskan antigen dan PCR sebagai syarat melakukan perjalanan domestik menggunakan transportasi laut, darat maupun udara bagi masyarakat yang sudah vaksin hingga dosis ke-2.
Pemerintah juga menurunkan jangka waktu karantina bagi masyarakat yang melakukan perjalanan luar negeri, dari yang sebelumnya karantina 14 hari menjadi 7 hari, kemudian 3 hari, hingga saat ini menjadi 1 hari.
Pemerintah telah memutuskan bahwa vaksin booster menjadi syarat bagi yang ingin mudik pada lebaran nanti. Bagi yang baru vaksin pertama, boleh mudik tapi harus tes PCR, adapun yang sudah vaksin kedua cukup tes antigen.
Namun, bagi warga yang sempat positif Covid-19 diminta memberi jeda 1 bulan jika ingin mendapatkan booster. Menurut Siti, hal ini berhubungan dengan efek antibodi. “Karena masih ada titer antibodi yang didapatkan dari kondisi terinfkesi,” jelas Siti.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.