Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Alaska - Penggemar fenomena gerhana matahari naik penerbangan dari Alaska ke Hawaii hanya untuk menyaksikan kejadian itu pada ketinggian 11 ribu meter. Antusiasme kelompok yang menamakan diri American Museum of Natural History Hayden Planetarium itu berada pada waktu dan lokasi yang sesuai untuk menyaksikan fenomena tersebut menyebabkan jadwal penerbangan diubah.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pegawai Planetarium Hayden di New York, Joe Rao, menghubungi Alaska Airlines untuk menjelaskan situasi itu dan meminta jadwal penerbangan ke Hawaii itu diubah. Jadwal penerbangan nomor 870 Alaska Airlines dari Anchorage ke Honolulu yang memotong jalur totalitas bayangan tergelap gerhana sebetulnya 30 menit lebih awal. Setelah meneliti permintaan kelompok penggemar gerhana itu, perusahaan penerbangan setuju mengizinkan pesawat berangkat 25 menit kemudian.
Sebanyak 163 penumpang anggota komunitas tersebut akhirnya naik pesawat tersebut. Saat di atas, mereka memandang keluar jendela oval untuk menatap keindahan bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi selama hampir dua menit. "Ini adalah pengalaman yang jarang," kata Rao, seperti dilansir Komo News, Rabu, 9 Maret 2016.
Selain menyetujui pengubahan jadwal, pihak maskapai menyediakan kacamata khusus untuk melihat gerhana bagi penumpang yang ingin menyaksikan keajaiban alam tersebut. Puncak gerhana terjadi pada pukul 07,35 waktu setempat. Rao menuturkan, "Kami benar-benar melihat bulan memblokir matahari selama 1 menit 53 detik."
Rao dengan bangga mengibarkan “bendera” gerhana-nya, yang terakhir kali dikibarkan pada 1973. Selain itu, dia senang karena gerhana berikutnya akan terjadi di lokasi yang lebih dekat dari rumahnya. "Pada 21 Agustus 2017, banyak orang dari Pacific Northwest akan berada di lokasi utama untuk gerhana!" ujar Rao.
KOMO NEWS | THE WEATHER NETWORK | YON DEMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini