Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Lubang Cacing atau Wormhole, Bagaimana Ilmuwan Fisika Memandang Teori Itu?

Teori lubang cacing (wormhole) diajukan ilmuwan fisika Albert Einstein dan Nathan Rosen untuk menjelaskan tentang hubungan dimensi ruang dan waktu

1 Juli 2022 | 11.53 WIB

Ilustrasi luar angkasa
Perbesar
Ilustrasi luar angkasa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Teori lubang cacing (wormhole) diajukan ilmuwan fisika Albert Einstein dan Nathan Rosen untuk menjelaskan tentang hubungan dimensi ruang dan waktu. Lubang cacing murni hipotesis yang bersifat sementara atau tentatif yang terus membutuhkan pembuktian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kekosongan ruang dan waktu di alam semesta akan diisi medan kuantum. Merujuk keterangan laman Scientific European, medan kuantum merupakan blok bangunan energi fundamental yang memunculkan gaya dan partikel yang dialami.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada pula sejumlah energi intrinsik. Hal ini memungkinkan skenario energi kuantum di wilayah tertentu lebih rendah daripada di sekitarnya. Itu membuat energi menjadi negatif di tingkat lokal. Tapi, tak ada kepastian mengenai energi kuantum negatif ini bisa digunakan untuk membentuk dan menjaga kestabilan lubang cacing.

Apa itu lubang cacing?

Lubang cacing dimungkinkan secara alami dalam mikroskopis kuantum dalam sifat ruang dan waktu yang bergolak dalam skala terkecil. Lubang itu memiliki energi kuantum yang sama. Lubang cacing mungkin muncul dan menghilang secara terus-menerus.

Lubang cacing tidak hanya menghubungkan antara terowongan hitam dan putih yang terpisah di alam semesta. Tapi, juga menghubungkan dua alam semesta yang berlainan. Beberapa ilmuwan menduga, jika satu rongga lubang cacing digerakkan dengan cara tertentu akan memungkinkan terjadinya perjalanan waktu (time travel).

Menurut astronom Andrew Friedman, jika merujuk pandangan terhadap teori lubang cacing, pintu masuknya bisa disatukan. Tapi, salah satu pintu berada pada masa lampau.

“Namun, itu tidak mudah. Sebab, Anda membutuhkan upaya yang sangat besar untuk mengubah lubang cacing menjadi mesin waktu. Ini terlihat sangat sulit untuk merealisasikannya,” kata astrofisikawan, Eric Davis kepada Live Science

Pertentangan adanya perjalanan waktu dalam lubang cacing juga diungkapkan fisikawan dan ahli kosmologi asal Inggris, Stephen Hawking. Menurut dia, teknologi yang berkembang sekarang tak memadai untuk memperbesar atau menstabilkan lubang cacing, jika lubang memang ditemukan dan bisa dibentuk.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus