Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Nyamuk Wolbachia Disebut Juga Nyamuk Bill Gates, Apa Hubungannya dengan Bos Microsoft Itu?

Nyamuk Wolbachia ramai dibicarakan karena terbukti mengatasi Demam Berdarah Dengue. Nyamuk ini juga disebut nyamuk Bill Gates. Apa keterkaitan Bill Gates dengan nyamuk ini?

24 November 2023 | 08.30 WIB

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Perbesar
Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini ramai dibicarakan ihwal nyamuk Wolbachia sebagai inovasi menurunkan risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Namun, penerapan teknologi “nyamuk Bill Gates” oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut menuai pro-kontra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di lini massa X, ada yang menyebut nyamuk ini adalah misi Bill Gates sebagai bapak LGBT sedunia. Bos Microsoft itu dituding tengah membentuk genetik LGBT melalui nyamuk tersebut. Akun itu menuliskan bahwa Wolbachia berasal dari lalat drosophila. Melalui serangga ini, kata dia, manusia akan jadi vektor mekanik penyebar kerusakan genetik laki-laki feminim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudah tentu informasi tersebut bohong alias hoaks. Wolbachia pada dasarnya bukan nyamuk. Tetapi adalah sebutan untuk bakteri yang hanya dapat ditemui di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Tudingan soal manusia akan jadi vektor Wolbachia juga ngawur. Sebab, mikroba ini tidak mampu bertahan hidup dan tidak dapat mereplikasi diri di luar sel tubuh serangga sebagai inangnya.

Lantas, apa hubungan Wolbachia dengan Bill Gates?

Dilansir dari Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat atau NCBI, Wolbachia ditemukan pada jaringan reproduksi nyamuk rumah (Culex pipiens) oleh Hertig dan Wolbach pada 1924. Sejak 2010, berdasarkan rilis World Mosquito Program atau WMP, penelitian Wolbachia dalam menekan penularan DBD mendapatkan pendanaan dari Bill and Melinda Gates Foundation dan Wellcome Trust.

“Mungkin karena proyek ini memperoleh dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, sehingga banyak dikenal sebagai nyamuk Bill Gates,” kata Pakar kesehatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, dalam cuitan (tweet) di akun X @ProfesorZubairi, Jumat, 17 November 2023.

Efektivitas inovasi nyamuk Bill Gates ini diklaim telah diteliti sejak 2011 oleh WMP dan Universitas Gadjah Mada atau UGM di Yogyakarta. Pada 2017, untuk kali pertama nyamuk mengandung Wolbachia dilepaskan. Peneliti Pendamping WMP Yogyakarta sekaligus Direktur Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, Riris Andono Ahmad, menyebut hasil uji efikasi Wolbachia menggembirakan. “Wolbachia efektif menurunkan 77 persen kasus demam berdarah dan 86 persen kasus DBD dirawat di rumah sakit,” ujar Riris.

Sementara itu, peneliti UGM Adi Utarini menjelaskan bakteri Wolbachia maupun nyamuk yang bertindak sebagai inangnya bukanlah organisme hasil modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium. Secara materi genetik, baik dari Wolbachia maupun nyamuk yang digunakan identik dengan organisme yang ada di alam. Wolbachia, kata dia, secara alami terdapat pada lebih dari 50 persen serangga.

Bakteri tersebut memiliki sifat sebagai simbion atau tidak berdampak negatif pada inangnya. Selain itu, berdasarkan analisis risiko yang dilakukan oleh 20 ilmuwan independen di Indonesia menyimpulkan efek negatif wolbachia dapat diabaikan,” kata Utarini, Kamis, 16 November 2023.

ANDIKA DWI | MELYNDA DWI PUSPITA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus