Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Reinfeksi Sesama Varian Omicron Bisa Terjadi, Simak Temuan Studinya

Subvarian kedua dari Omicron yakni BA.2 ditemukan dapat menginfeksi ulang seseorang yang belum lama positif terinfeksi Omicron subvarian BA.1.

24 Februari 2022 | 07.55 WIB

Ilustrasi Omicron
Perbesar
Ilustrasi Omicron

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Subvarian kedua dari Omicron yakni BA.2 ditemukan dapat menginfeksi ulang seseorang yang belum lama positif terinfeksi Omicron subvarian BA.1. Reinfeksi Covid-19 oleh dua subvarian Omicron yang berbeda ini ditemukan dalam studi di Denmark, sekalipun kejadiannya tergolong jarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Studi dilakukan tim di Statens Serum Institut, Copenhagen, Denmark, menggunakan sampel sebanyak lebih dari 1,8 juta kasus dari periode 22 November 2021 sampai 1 Februari 2022 di negara itu. Sebagaimana diketahui, Denmark termasuk negara di Eropa yang dilanda gelombang besar Covid-19 varian Omicron sepanjang tiga bulan terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim peneliti menyaring individu dengan dua sampel positif yang berjarak lebih dari 20 hari tapi kurang dari 60 hari di antara keduanya. Dari total 187 kasus reinfeksi, teridentifikasi 47 kejadian reinfeksi oleh BA.2 yang terjadi tak lama setelah infeksi BA.1.

Temuan studi itu telah dilaporkan dan dimuat pre-print di medRxiv pada 22 Februari 2022. Pre-print berarti hasil studi itu belum mendapat tinjauan dari peneliti lain yang tidak terlibat dalam studi.

Di sana disebutkan kalau kebanyakan dari 47 kasus reinfeksi oleh sesama varian Omicron itu didapati pada individu muda yang belum mendapatkan vaksin. Gejalanya disebutkan ringan dan tidak sampai menyebabkan rawat inap di rumah sakit apalagi kematian. 

"Sebagai kesimpulannya, kami menyediakan bukti kalau reinfeksi Omicron BA.2 benar terjadi tak lama setelah infeksi BA.1 tapi jarang," bunyi bagian dari laporannya.

Dalam laporan sebelumnya, BA.2 dinyatakan lebih menular daripada subvarian BA.1 yang lebih umum dan pertama menyebar. Subvarian BA.2 juga lebih mampu menginfeksi orang yang telah divaksinasi. Ini menurut sebuah penelitian yang menganalisis infeksi virus corona di lebih dari 8.500 keluarga di Denmark antara Desember dan Januari lalu.

Meski begitu WHO telah mengatakan, juga berdasarkan data di Denmark sebagai negara pertama di mana jumlah infeksi BA.2 melampaui BA.1, tampaknya tidak ada perbedaan tingkat keparahan penyakit di antara keduanya. Indikasinya adalah tak terlihat ada lonjakan kasusnya di rumah sakit.

Adapun catatan khusus dari Omicron BA.2 yang pernah menjadi perhatian para ahli di dunia adalah subvarian ini memiliki mutasi yang dapat menyebabkan perbedaan hasil PCR dari hasil tiga subvarian Omicron yang lain. Jika pada Omicron lainnya ada mutasi berupa hilangnya susunan tertentu pada gen S sehingga gen itu tidak terdeteksi atau S Gene Target Failure (SGTF) pada tes PCR, beda halnya dengan BA.2. Pada Omicron BA.2 susunan ini tidak hilang.

"Sehingga PCR tidak memunculkan hasil SGTF atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron, padahal BA.2 merupakan salah satu jenis Omicron," kata Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan dalam konferensi pers daring, Kamis 27 Januari 2022.

NEW SCIENTIST, MEDRXIV

 

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus