Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gelandang Curtis Jones menjadi pahlawan kemenangan Liverpool pada laga Liga Champions kontra Ajax Amsterdam Rabu dini hari tadi. Kemenangan 1-0 itu membuat Liverpool memastikan lolos ke babak 16 besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mendapatkan kesempatan bermain sejak awal, Jones mampu tampil apik mengawal lini tengah Liverpool. Pada babak pertama, dia bahkan nyaris membuat skuad asuhan
Jurgen Klopp unggul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanya saja, tendangan dari tepi kotak penalti yang dia lepaskan masih membentur
tiang gawang Ajax Amsterdam.
Pada menit ke-58, Jones tak membuang peluang keduanya. Melihat Neco Williams
bersiap melepaskan umpan silang, dia merangsek ke dalam kotak penalti.
Instingnya tepat, Sadio Mane yang tepat berada di tengah kotak penalti gagal
menyambut umpan Williams itu. Dengan kontrol bola yang sempurna sambil melompat, Jones pun berhasil membelokkan si kulit bundar ke gawang Ajax Amsterdam.
Bagi Jones, itu merupakan gol ketiganya di tim senior Liverpool sejak dipromosikan
pada awal musim ini. Sebelumnya dia telah mencetak dua gol di ajang Carabao Cup
saat Liverpool menghempaskan Lincoln City.
Di Liga Inggris, Jones belum mencetak satu gol pun dari lima laga yang telah dia
mainkan.
Curtis Jones merupakan pemain asli binaan Liverpool. Pesepakbola yang kini berusia
19 tahun itu sudah bergabung dengan akademi Liverpool sejak 13 tahun lalu.
Dia lahir dan besar di kawasan padat penduduk, Toxteth, bagian selatan Liverpool,
yang terkenal sebagai area yang keras dan rawan kriminalitas. Orang tuanya
merupakan buruh berpenghasilan kecil yang tak bisa memberikan dia fasilitas mewah.
Meskipun demikian, kecintaan Jones terhadap sepak bola membuat dia terus bermain
ala kadarnya.
"Di ujung jalan dekat rumah saya ada sebuah sekolah. Pada sore hari, saya dan
teman-teman sering memanjat pagar sekolah itu untuk bermain di lapangan yang ada
di sana," kata Jones dalam wawancara dengan media Inggris Independent Januari
lalu.
"Kami juga sering mencuri gawang dari sana dan bermain bola di jalanan sepanjang
malam, tetapi kami selalu mengembalikannya," kata Jones sambil tertawa.
Tumbuh di lingkungan yang keras seperti itu disyukuri oleh Jones. Menurut dia, hal
itu membuatnya memiliki mental yang kuat, berani serta tak pantang menyerah di
lapangan.
Sebagai bocah asli kelahiran Liverpool, Curtis Jones pun mengakui mengidolakan
Steven Gerrard. Mereka memang memiliki latar belakang yang mirip sebagai pemain
lokal dan juga berasal dari keluarga kelas pekerja.
Dia pun menyatakan sangat senang ketika Steven Gerarrd ditunjuk untuk menangani
Tim U-18 Liverpool. Dia mengaku tak pernah membayangkan bisa bekerja bersama sang idola.
"Sungguh gila ketika saya mendengar dia masuk sebagai pelatih Tim U-18," katanya.
“Dia selalu menjadi pemain yang anda nantikan di pertandingan. Saya ingat
berbicara dengan Scouser (sebutan untuk pemain muda Liverpool) lainnya saat itu
bahwa ini tidak mungkin kenyataan."
Steven Gerrard disebut Jones sebagai sosok yang sangat berpengaruh dalam perkembangannya. Dia menyatakan mendapatkan banyak masukan untuk menjadi pemain hebat di lini tengah.
"Dia tahu bakat yang saya punya dan memberikan sejumlah masukan detil kepada saya. Memang semuanya tak selalu mudah, tetapi dia adalah orang yang sempurna di saat yang tepat untuk membantu saya. Dia adalah pelatih yang benar-benar menekankan bahwa saya harus bekerja keras," kata dia.
Karena kecintaannya terhadap Liverpool dan Gerrard itulah Jones menolak tawaran
dari Manchester United dan Manchester City. Kedua klub asal Manchester itu pernah
berminat meminangnya dua musim lalu.
Keputusan Jones untuk bertahan tak lepas dari peran Manajer Akademi Liverpool,
Alex Inglethrope. Dia meyakinkan Curtis Jones untuk bersabar mendapatkan
kesempatan menembus tim senior Liverpool.
Inglethrope juga yang kemudian mempromosikan Jones ke tim Liverpool U-23 selepas
kepergian Steven Gerarrd untuk menangani Glasgow Ranger.
Awal musim ini, kesabaran Jones berbuah hasil. Manajer Jurgen Klopp meliriknya
untuk masuk tim senior Liverpool. Meskipun memiliki cukup banyak stok gelandang
dengan masuknya Thiago Alcantara, Klopp tak ragu-ragu memberikan Curtis Jones
kesempatan.
Meskipun si pemain mengidolakan Steven Gerrard, Inglethrope menyebut si pemain
justru lebih memiliki kemampuan seperti Adam Lallana dan juga Sadio Mane.
Curtis Jones memang lebih suka bermain di sisi sayap seperti Sadio Mane ketimbang merangsek ke tengah seperti yang dilakukan Gerrard. Kemampuannya melihat pergerakan rekannya pun tajam seperti Lallana.
"Saya kira Curtis bisa bermain di dua posisi, yaitu di sisi kiri dalam formasi tiga pemain depan atau sebagai gelandang. Dia sepertinya lebih seperti Adam Lallana ketimbang Sadio Mane dalam hal pendekatan dan kemampuannya," kata Inglethrope.
Di tim senior, Jones mengaku sangat banyak mendapat masukan dari James Milner. Dia pun menyatakan siap menjawab setiap kesempatan yang diberikan oleh Jurgen Klopp. Cederanya sejumlah pemain senior Liverpool, menjadi berkah tersendiri bagi Curtis Jones.
"Ini saatnya dimana saya bisa mendapatkan kesempatan besar. Saya telah bekerja keras speanjang hidup saya. Ketika saya masuk ke lapangan, saya harus bersinar, tak takut akan apa pun dan menunjukkan bakat yang saya miliki."
Manajer Jurgen Klopp pun memberikan sinyal positif kepada pemain mudanya itu. Usai laga Liverpool vs Ajax Amsterdam dini hari tadi, dia memuji Curtis Jones, Neco Williams dan penjaga gawang Caoimhin Kelleher yang tampil cemerlang pada laga itu.
INDEPENDENT| TEAM TALK|UEFA| TRANSFERMARKT