Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar negatif soal Mauro Icardi dimunculkan media asal Prancis, L’Equipe. Pemain pinjaman dari Inter Milan ini disebutkan disambut dingin para pemain Paris Saint-Germain lain, terutama yang sama-sama berasal dari Argentina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Icardi, 26 tahun, pindah ke PSG pada hari terakhir bursa transfer. Statusnya adalah dipinjamkan oleh klub lamanya, Inter Milan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia sejauh ini sudah tampil dua kali bersama PSG, yakni sebagai pengganti di ajang Ligue 1 serta sebagai starter di Liga Champions. Belum ada gol yang dia sumbangkan selama tampil 87 menit.
Selain masih kesulitan menemukan ritme terbaiknya di lapangan, di luar arena ia juga menghadapi masalah lain. Rekan setimnya yang berasal dari Argentina disebutkan bersikap dingin padanya.
Di PSG ada dua pemain lain yang juga berasal dari Argentina, Angel Di Maria dan Leandro Paredes. Menurut L’Equipe, kedua pemain itu tak menyambut Icardi dengan tangan terbuka. Mereka bahkan cenderung bersikap cuek.
L’Equipe mengungkapkan sikap itu tak lepas dari faktor istri sekaligus agen Icardi, Wanda Nara. WAGs (istri dan pasangan pemain bola) PSG yang satu ini memang terbilang kontroversial.
Wanda Nara sebelumnya merupakan istri dari Maxi Lopez, mantan rekan Icardi di Timnas Argentina. Namun, rumah tangga Wanda dan Lopez retak sehingga bercerai pada Desember 2013. Hanya lima bulan setelah perceraian itu, Wanda Nara pun menikah dengan Icardi.
Hubungan Icardi dan Lopez otomatis menjadi hancur. Icardi dituding jadi biang kehancuran rumah tangga Lopez. Anggota Timnas Argentina kemudian ikut terbelah karena bersikap membela keduanya.
Lionel Messi, anggota utama di Timnas Argentina, dikabarkan berpihak kepada Lopez dan selalu bersikap dingin pada Icardi. Nah, Di Maria dan Paredes disebut ikut berada di pihak Messi dan Lopez. Karena itulah, keduanya disebutkan tak mau bersikap hangat pada Icardi yang baru menjadi rekan setim mereka.
Bagi Icardi, bermain di PSG menjadi kesempatan untuk membangkitkan kembali kariernya setelah menjalani periode penuh kontroversial di Inter Milan. Ia jadi musuh suporter, diasingkan dari tim utama, dicabut ban kaptennya di klub Italia karena dianggap bersikap buruk dan besar kepala setelah jadi incaran banyak klub besar.
MIRROR | THE SUN