Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemain sayap Serge Gnabry yang tampil pada laga Liverpool vs Bayern Munchen pernah berseragam Arsenal. Kubu Meriam London menjualnya pada 2016 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Performa Gnabry pada laga Liga Champions itu membuat banyak pihak menilai Arsenal salah telah melepasnya. Media Inggris Football London menyebutkan bahwa pesepak bola berusia 23 tahun itu berulang kali menjadi pemain yang mengobrak-abrik lini belakang The Kopp.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lantas kenapa Arsenal melepasnya ke Werder Bremen tiga tahun lalu? Apakah hanya karena uang senilai 5 juta yang ditawarkan Bremen? Untuk menjawab pertanyaan itu, ada baiknya kita melihat sejenak perjalanan Gnabry di Arsenal.
Didatangkan dari Stuttgart pada 2011, Gnabry saat itu mendapatkan pujian setinggi langit dari Manajer Arsenal Arsene Wenger. Dia menilai pesepakbola asal Jerman tersebut merupakan perpaduan antara Alex Oxlade-Chamberlain dan Theo Walcott.
"Serge Gnabry merupakan pemain dengan harapan besar di masa depan. Saya menilai dia sangat tinggi," kata Wenger setahun setelah membelinya.
"Dia memiliki kategori dari Oxlade-Chamberlain dan Walcott - pemain yang memiliki kekuatan, kecepatan dan kemampuan menggiring bola yang sangat bagus."
Pada September 2012, Gnabry menjalani laga perdananya di tim senior Arsenal. Dia ikut membawa Arsenal menang 6-1 atas Coventry City pada ajang Piala Liga.
Sebulan berselang dia pun mencatatkan dirinya sebagai pemain termuda kedua yang pernah membela Arsenal di ajang Liga Inggris. Dengan usia 17 tahun dan 98 hari, Gnabry hanya kalah dari Jack Wilshere.
Namun bulan madunya dengan Arsenal tampak sangat singkat. Dia mengalami cedera yang membuatnya absen hingga akhir musim.
Setelah pulih dari cedera, Wenger terus memberikan kesempatan kepada Gnabry. Dia bahkan mendapatkan kesempatan bermain sejak awal di Liga Inggris pada September 2013.
Bulan berikutnya, dia mencetak gol pertamanya untuk Arsenal ketika mengalahkan Swansea 2-1. Kemenangan itu membuat mereka memimpin klasemen Liga Inggris.
Petaka kembali datang bagi Gnabry. Pada Maret 2014, dia kembali mengalami cedera saat Arsenal menghadapi Bayern Munchen di Liga Champions. Dia pun harus kembali absen hingga akhir musim. Dia bahkan harus absen sepanjang musim 2014-2015 karena harus menjalani pemulihan cedera lututnya.
Cedera panjang keduanya itu membuat kepercayaan Arsene Wenger terhadap Gnabry mulai goyah. Pada awal musim 2015-2016, Wenger memutuskan untuk meminjamkan si pemain ke West Brom. Harapannya, dia akan mendapatkan banyak kesempatan bermain dan bisa kembali ke performa terbaiknya.
Wenger disebut menyesali keputusan itu. Di West Brom, Gnabry justru hanya sekali bermain, itu pun hanya selama 12 menit. Manajer Tony Pulis yang menangani West Brom menilai dia tak siap bermain di liga sekeras Liga Inggris.
"Serge datang kesini untuk bermain tetapi dia tak berada dalam level untuk melakukan itu. Dia datang dari akademi sepak bola dan tak banyak memainkan laga di liga," ujar Pulis saat itu.
"Apakah akademi sepak bola benar-benar mempresiapkan pemain untuk bermain di liga? Dan kita berbicara soal Liga Inggris di sini."
"Sebagai manajer, anda harus memilih tim yang akan menang. Anda memilih pemain terbaik dalam tim anda, anda tak mencadangkan seseorang karena anda tak menyukai mereka, karena ini, itu atau lainnya."
Wenger yang geram lantas menarik balik Gnabry sebelum masa peminjamannya dengan West Brom berakhir. Masalah itu juga disebut membaut si pemain mulai berpikir untuk meninggalkan Inggris.
Kembali ke Stadion Emirates, Gnabry pun menyatakan keinginannya untuk hengkang dari Arsenal. Dia menolak tawaran kontrak baru yang diajukan Wenger.
Menghadapi pemain yang hatinya telah bulat untuk hengkang, Wenger tak punya pilihan selain melepasnya. Apalagi kontrak si pemain sudah akan segera habis.
Gnabry sendiri menyatakan bahwa keputusannya itu murni didorong oleh keinginannya mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak. Dengan usia yang masih muda, dia tak ingin masa depannya terbuang percuma dengan bertahan di Arsenal.
"Saya ingin bermain lebih banyak dan itu berhasil. Arsenal sangat ingin mempertahankan saya. Tetapi saya harus mencari perkembangan lebih lanjut," ujarnya.
Kini, Gnabry pun menatap masa depan yang cukup cerah bersama Bayern Munchen. Di beli dari Bremen pada 2017 lalu, dia memang sempat dipinjamkan selama semusim ke Hoffenheim.
Musim ini, pelatih Bayern Munchen, Niko Kovac, memberikannya kepercayaan lebih. Dengan Frank Ribbery yang mulai menua, Gnabry mulai mendapatkan banyak kesempatan. Dia total telah bermain 27 kali musim ini dengan torehan tujuh gol dan lima assist.
FOOTBALL LONDON