Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Klub sepak bola Jerman, Mainz 05 memutus kontrak Anwar El Ghazi karena mendukung Palestina di media sosial. Pihak klub menyatakan bahwa pemutusan kontrak sang pemain dikarenakan komentar dan unggahan di media sosial tanpa memberikan informasi terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam unggahan di akun media sosial pribadinya pada Jumat, 27 Oktober lalu, El Ghazi menuliskan ketegasan sikapnya dalam mendukung Palestina. "Saya menentang perang dan kekerasan. Saya menentang pembunuhan terhadap seluruh warga sipil tak berdosa. Saya menentang segala bentuk diskriminasi. Saya menentang Islamofobia. Saya menentang anti-Semitisme. Saya menentang genosida. Saya menentang apartheid. Saya menentang pendudukan. Saya menentang penindasan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Unggahan tersebut menjadi penyebab penyerang sayap berusia 28 tahun itu dipecat Mainz 05. Sebelumnya, dia sempat dihukum karena hal serupa. El Ghazi tidak mempermasalahkan pemecatan itu. Menurut dia, lebih penting menyuarakan dukungan untuk masyarakat Palestina yang menjadi korban atas tindakan Israel.
Palestina saat ini sedang dalam situasi perang melawan Israel. Serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober lalu menjadi pemicu peperangan. Israel menyatakan serangan itu menewaskan sekitar 300 tentara dan 1.100 warga sipil.
Di satu sisi, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 8.796 warga Palestina, termasuk 3.648 anak-anak, tewas dalam serangan balasan Israel di Gaza sejak saat itu.
Profil Anwar El Ghazi
Anwar El Ghazi merupakan pemain Belanda keturunan Maroko yang lahir di Barendrecht pada 3 Mei 1995. Sebagai seorang muslim, El Ghazi begitu gencar mengutarakan dukungannya terhadap Palestina di media sosial.
Pada 17 Oktober lalu, dia mendapat hukuman larangan bermain karena membagikan unggahan di Instagram yang berisi pernyataan "Dari sungai hingga laut, Palestina akan bebas."
Ia kemudian menyatakan "Setiap individu, baik di Palestina atau di tempat lain, memilih hak atas keamanan, rumah yang penuh kasih, dan kesempatan untuk tumbuh." Sempat diizinkan kembali berlatih, El Ghazi kembali menyuarakan dukungan untuk Palestina hingga akhirnya dipecat pada Sabtu dinihari WIB, 4 November 2023.
Karier sepak bola profesional El Ghazi dimulai dengan bergabung ke akademi Feyenoord pada 2006. Dua tahun berselang, dia hijrah ke akademi Spartaan Youth sebelum akhirnya direkrut Sparta Rotterdam pada 2010. Tiga tahun menempa ilmu di sana, ia hijrah ke Ajax Amsterdam pada 2013 dan menembus skuad utama setahun kemudian.
Bersama Ajax, El Ghazi mencatatkan 70 penampilan di semua kompetisi dengan torehan 20 gol. Puncak karier pemain berpostur 189 cm itu digapai saat membela Aston Villa pada medio 2019-2022. Ia menorehkan 15 gol dari 71 penampilan di semua ajang.
El Ghazi telah membela 10 klub berbeda sepanjang karier sepak bolanya. Adapun beberapa klub yang pernah diperkuatnya adalah ada LOSC Lille (2017), Everton (2022), PSV Eindhoven (2022), dan Mainz 05 (2023).
Di level internasional, El Ghazi membela tim nasional Belanda dalam ajang kualifikasi UEFA Euro 2016. Ia juga sempat dipanggil untuk berlaga di UEFA Euro 2020 namun batal ikut karena dicoret pelatih Frank de Boer. Pada 2022, dia mengonfirmasi keinginannya untuk membela tim nasional Maroko. Mempunyai dua kewarganegaraan membuatnya bisa membela timnas Belanda atau Maroko di level senior.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: 3 Pesepak Bola yang Ditindak Klubnya karena Mendukung Palestina