Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Indonesia

Tak Lagi Merumput, Dedi Kusnandar Buka Warung  

Berakhirnya masa kontrak dengan Persib tentunya membuat pemain harus memutar otak agar tetap berpenghasilan

7 Juli 2015 | 16.15 WIB

Pemain Persib Bandung, Spasojevic berebut bola dengan Pemain Pelita Bandung Raya, Hermawan pada Pertandingan Liga Qatar National Bank 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 7 April 2015. Memasuki menit ke-71, Persib menggandakan
Perbesar
Pemain Persib Bandung, Spasojevic berebut bola dengan Pemain Pelita Bandung Raya, Hermawan pada Pertandingan Liga Qatar National Bank 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 7 April 2015. Memasuki menit ke-71, Persib menggandakan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berakhirnya masa kontrak dengan Persib tentunya membuat pemain harus memutar otak agar tetap berpenghasilan. Kondisi saat ini memaksa pemain untuk bisa berjuang di luar keahliannya sebagai pemain sepakbola.

Dedi Kusnandar misalnya. Ia berencana membuka usaha kuliner mengikuti jejak kawan setimnya juga, seperti Tony Sucipto dan Sigit Hermawan yang sudah memulai bisnis kuliner. Pria yang karib disama Dado ini mengaku, usahnya itu akan dibuka setelah lebaran nanti.

"Rencananya buka kafe-kafe gitu di Jatinangor, tadinya rencana sebelum puasa sudah mau launching tapi karena konsep makanannya belum matang jadi diundur. Paling nanti setelah lebaran launchingnya. Nama kafenya Dado De Ceker," kata pria yang hobi nonton film ini, Minggu (5/7/2015).

Dalam dunia kuliner mungkin ini pertama buatnya, tapi bisnis tempat kos Dado sudah mempunyai banyak kamar di Jatinangor. Tempat yang strategis dekat lokasi pendidikan menjadikan mahasiswa sebagai konsumen tempat kos.

"Tempatnya di depan kampus Unpad Jatinangor, sekarang itu ada 10 kamar tapi rencananya mau nambah lagi menjadi 16 kamar. Kisaran harga Rp. 10–15 Juta per kamar untuk masa huni satu tahun," ucapnya.

"Ya kalau penghasilan pertahun sampai sekitar Rp. 150 juta, itu pun masih kotor belum listrik juga yang lainnya," lanjutnya.

BISNIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yocta Nurrahman

Yocta Nurrahman

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus