Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi video assistant referee (VAR) menjadi sorotan saat Chelsea mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 4-1 dalam pertandingan Liga Inggris pekan ke-11, Selasa dinihari WIB, 7 November.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada lima gol yang dianulir wasit setelah memeriksa VAR dalam laga ini. Gol-gol tak sah itu berasal Spurs dua buah (Son Heung-min dan Eric Dier) dan tiga dari Chelsea (Raheem Sterling, Moises Caicedo, dan Nicolas Jackson).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Review VAR yang berujung pembatatalan Gol Jackson, yang kemudian mencetak hattrick dalam laga ini, kemudian menghasilkan kartu merah buat Christian Romero, pada menit ke-33. Chelsea juga kemudian mendapat hadiah penalti, yang dieksekusi menjadi gol oleh Cole Palmer.
Beberapa riview VAR dalam lga tersebut berlangsung cukup lama, sehingga mengganggu ritme permainan. Pertandingan pun berlangsung hingga 111 menit.
Kedua pelatih sempat ditanya soal kontroversi VAR tersebut seusai laga.
Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino, menekankan bahwa penerapan VAR adalah buah dari keinginan banyak pihak, termasuk para pelatih.
"Itulah sepak bola yang kami inginkan, kami ingin teknologi hadir dan kini teknologi telah hadir," kata dia.
"Saya sebelumnya bilang tidak menginginkan VAR tapi sekarang mendukung VAR, kami perlu menemukan yang terbaik."
"Hari ini kami bermain 110 menit, saya tidak tahu apakah ini jam 1 pagi. Kami terbuka untuk menerima teknologi."
"Terlalu banyak pelatih yang menginginkan VAR dan ketika itu melawan Anda, itu dianggap memalukan, keseimbangannya sangat sulit."
"Kita perlu mencoba membantu secara keseluruhan untuk memperbaiki hal semacam ini. Lima gol dianulir untuk diperiksa dan kemudian Anda harus bermain. Tidak mudah."
Pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, menilai ada bahaya jangka panjang
“Saya tidak menyukainya, begitulah jalannya pertandingan,” kata dia kepada BBC Sport ketika ditanya tentang panggilan VAR.
“Beberapa di antaranya disebabkan oleh diri sendiri karena jika setiap minggu mengeluh tentang keputusan (wasit), itulah yang akan terjadi. Setiap keputusan akan diperiksa secara forensik dan kami akan duduk-duduk dalam waktu lama di setiap pertandingan untuk mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi."
“Saya tidak menyukainya tetapi saya mungkin berada di hutan belantara dengan hal itu karena saya terus diberitahu ke sanalah kami ingin pergi. Saya terlalu jadul, saya akan menghormati keputusan wasit benar atau salah. Tapi begitulah jalannya pertandingan.”
Postecoglou melihat ada bahaya jangka panjang VAR bagi wasit. “Erosi yang terus-menerus terhadap otoritas wasit sedang terjadi. Mereka tidak akan memiliki otoritas apa pun. Kita akan berada di bawah kendali seseorang dengan layar TV beberapa mil jauhnya."
Ini menjadi kekalahan pertama yang dialami Tottenham di musim ini. Mereka pun gagal merebut kembali puncak klasemen dari Manchester City. Tim asuhan Ange Postecoglou mengemas nilai 26 dari 11 laga, tertinggal satu dari Man City.
Chelsea meraih kemenangan pertamanya dalam tiga laga, yang keempat di musim ini. Mereka naik ke posisi ke-10 klasemen dengan nilai 15.
MIRROR | INDEPENDET