Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Obituari

Berita Tempo Plus

<font color=#FF9900>Sejumlah Tindakan</font> dan Cermin

Dia melegalkan perjudian. Pajak yang ditarik dari sana digunakannya untuk membangun Jakarta. Dia juga membangun Taman Ismail Marzuki agar para seniman bisa berkarya. Untuk para aktivis hukum pembela rakyat jelata, dia mendirikan Lembaga Bantuan Hukum—sebuah cermin tempatnya berkaca bila membuat kesalahan. Bang Ali penuh kontroversi, juga success story. Ia populer, tapi berani untuk tidak populer. Selamat jalan, Bang Ali.

26 Mei 2008 | 00.00 WIB

<font color=#FF9900>Sejumlah Tindakan</font> dan Cermin
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

SUATU hari, Desember 2007. Di kediamannya di Jalan Borobudur 2, Jakarta Pusat, sejak pagi buta mantan Gubernur Jakarta Ali Sadikin sudah menyisir rambutnya. Hari itu ia kedatangan tamu istimewa: mantan presiden Soeharto. Ketika sang tamu datang, kedua seteru seperti telah meninggalkan rasa canggung. Tertatih-tatih mendekat lalu menyalami tuan rumah dengan hangat, Soeharto menyodorkan oleh-oleh sekantong jeruk. ”Ini saya petik sendiri dari kebun buah Mekarsari,” kata sang tamu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus