Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Akrobat, Jazz, Lalu Berhenti

Sirkus kontemporer hadir di Jakarta melalui peut-etre Cie O Ultimo Momento. Kombinasi akrobat, jazz, dan teknologi modern.

23 Juni 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUSAT Kebudayaan Prancis menghadirkan peut-etre Cie O Ultimo Momento di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa pekan lalu. Inilah pertunjukan 45 menit yang menyaji­kan duet akrobat dan jazz dengan bungkus teknologi modern. Ada permainan trompet dan kontrabas yang ciamik. Ada orang memanjat tiang seperti kerap kita lihat dalam akrobat Cina. Ada proyektor yang menyemprotkan gambar ke layar.

Dialog keduanya sungguh renyah. Joao, si pemain akrobat, merayap di atas tiang tegak lalu terjun bebas dengan kepala di bawah—berhenti ketika kepalanya hanya beberapa sentimeter dari lantai.

Kemudian datang seorang peniup trompet bersepatu roda. Dalam akrobatnya, Joao berbincang dengan Guilla­ume, si peniup trompet. Kemudian sebentang layar putih muncul menu­tupi tubuh Joao dan tiangnya. Lalu Joao berdialog dengan bayangannya. Belakangan, bayangan itu malah punya ”nyawa sendiri”.

Layar kemudian menampilkan gambar duplikat Joao. Awalnya tertangkap mata hanya ada satu Joao. Tapi lama-kelamaan keduanya terbelah. Silih berganti proyektor menayangkan gambar si duplikat dan Joao asli yang melompat-lompat di atas tiang. Juga ada Guilla­ume duplikat dan Guillaume asli yang diambil dari kamera real time di panggung. Tata lampu unik: menyala dan redup berulang-ulang sesuai adegan panggung.

Gerak Joao diiringi musik Guillaume—tarikan trompet jazz yang panjang dan meliuk, petikan bas dan suara musik elektronik yang pendek-pendek serta penuh entak.

Helly Minarty, salah seorang penonton, mengaku menikmati pertunjukan itu. Menurut dia, pementasan tersebut mengenalkan publik Jakarta pada sirkus Prancis yang ”sekolahan”. ”Unsur humor sirkus pun tidak ditinggalkan.”

Yang diusung duo Joao dan Guillaume adalah gaya cirque nouveau, sirkus baru. Inilah tren sirkus yang meledak di Prancis. Gerakannya memadukan tradisi akrobatik dan unsur-unsur teater. Di Eropa, Australia, dan Kanada, mereka cukup ternama.

Sirkus di Prancis bukan lagi keah­lian turun-temurun suku gipsi yang kerap melakukan tur pertunjukan keliling Eropa. Saat ini sirkus menjadi keterampilan serius hasil sekolahan. Di Prancis saat ini ada 400-an sekolah sirkus.

Joao Paulo Dos Santos adalah lulus­an sekolah sirkus Chapito di kota kelahirannya, Lisabon, Portugal. Lalu dia melanjutkan ke sekolah sirkus Rosny di Prancis, sebelum bergabung dengan grup Cie Cheptel Aleikoum.

Adapun Guillaume Dutrieux belajar di konservatorium Paris dengan spesialisasi jazz, terutama trompet. Keduanya bertemu saat Joao ikut dalam pertunjukan Lecirqle arahan Ronald Shon. Saat itu Guillaume adalah penata musiknya.

Dalam pementasan itu, kedua pema­in tak tertarik untuk berkomunikasi dengan penonton—sebagian besar anak-anak, yang sepanjang pertunjukan bertepuk tangan atau melongo terkagum-kagum. Baru belakangan, di akhir pentas, dengan suara yang cadel Joao berkata, ”Terima kasih.”

Penonton seperti tak siap bahwa pertunjukan itu harus berakhir. Maka kalimat inilah yang keluar dari presenter televisi Erwin Parengkuan, mengutip komentar putranya, Guilio, yang berusia sembilan tahun: ”Bagus. Tapi, kok sudah?”

Kurie Suditomo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus