Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
NAMA-NAMA itu tak dikenal dalam peta tari kontemporer Indonesia: Cahya Maulidian (Kendal), Thoriq (Pasuruan), Echa (Samarinda), Miftanul Jannah (Banyuwangi), kelompok Grasak Grusuk (Solo), Lidya (Ngawi), Irma Septiana (Mataram), dan masih banyak lagi. Ada 33 nama. Tidak semuanya penari. Mereka berlatar belakang beragam: guru, pelajar, psikolog, pengelola sanggar, dokter gigi, dan lain-lain. Mereka berpartisipasi dalam karya koreografer Korea Selatan, Eun Me Ahn, yang menjadi pembuka Indonesia Dance Festival (IDF) 2020. Judulnya: 1.59. Oleh Ahn, mereka masing-masing diberi waktu 1 menit 59 detik untuk mengekspresikan diri.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo