Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Berita Tempo Plus

Yang Muda, yang Enteng, yang Bergembira

Indonesia Dance Festival digelar online. Menonjolkan koreografer muda. Bahkan mengajak masyarakat biasa menyajikan tariannya dalam pembukaan. Pesan yang hendak disampaikan, yakni tari bisa menjadi jalan penyembuhan saat pandemi, kurang terasa.

21 November 2020 | 00.00 WIB

Pementasan Li Tu Tu oleh Ayu Permata Sari dalam rangkaian acara IDF2020 (IndonesianDanceFestival) dengan tema DAYA: Cari Cara di Studio Hanafi, Depok. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Pementasan Li Tu Tu oleh Ayu Permata Sari dalam rangkaian acara IDF2020 (IndonesianDanceFestival) dengan tema DAYA: Cari Cara di Studio Hanafi, Depok. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

NAMA-NAMA itu tak dikenal dalam peta tari kontemporer Indonesia: Cahya Maulidian (Kendal), Thoriq (Pasuruan), Echa (Samarinda), Miftanul Jannah (Banyuwangi), kelompok Grasak Grusuk (Solo), Lidya (Ngawi), Irma Septiana (Mataram), dan masih banyak lagi. Ada 33 nama. Tidak semuanya penari. Mereka berlatar belakang beragam: guru, pelajar, psikolog, pengelola sanggar, dokter gigi, dan lain-lain. Mereka berpartisipasi dalam karya koreografer Korea Selatan, Eun Me Ahn, yang menjadi pembuka Indonesia Dance Festival (IDF) 2020. Judulnya: 1.59. Oleh Ahn, mereka masing-masing diberi waktu 1 menit 59 detik untuk mengekspresikan diri.  

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Seno Joko Suyono

Menulis artikel kebudayaan dan seni di majalah Tempo. Pernah kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Pada 2011 mendirikan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) dan menjadi kuratornya sampai sekarang. Pengarang novel Tak Ada Santo di Sirkus (2010) dan Kuil di Dasar Laut (2014) serta penulis buku Tubuh yang Rasis (2002) yang menelaah pemikiran Michel Foucault terhadap pembentukan diri kelas menengah Eropa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus