Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Berita Tempo Plus

Dari Tjoa Giok Tjiam sampai Go Tik Swan

Motif batik yang menjadi ikon Indonesia banyak dipengaruhi tradisi peranakan Cina. Pameran tiga desainer untuk merawat keberagaman.

6 Februari 2017 | 00.00 WIB

Dari Tjoa Giok Tjiam sampai Go Tik Swan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dari sehelai kain sepanjang dua meter yang telah bolong di beberapa titik, desainer Edward Hutabarat dapat mengisahkan sejarah panjang akulturasi batik Indonesia. Kain itu adalah batik bermotif sidomukti yang ia beli di Pasar Klewer, Solo, hampir 15 tahun lalu. Sidomukti menampilkan motif geometris yang kaya detail, biasa digunakan dalam upacara pernikahan. Pada kain milik Edward, motifnya lebih spesial karena tak hanya berwarna cokelat soga khas Surakarta, tapi juga ada nuansa merah dan hijau yang matang, khas batik tiga negeri. "Batik tiga negeri adalah batik paling eksklusif," ujar Edward, 58 tahun.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus