Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Film Ngeri-ngeri Sedap Sajikan Beragam Budaya Batak hingga Libatkan Warga Lokal

Menurut Bene Dion Rajagukguk, budaya Batak yang ditampilkan di Ngeri-ngeri Sedap tidak hanya soal prosedural adat.

25 Mei 2022 | 07.15 WIB

Poster film Ngeri-ngeri Sedap. Foto: GoodWork.
Perbesar
Poster film Ngeri-ngeri Sedap. Foto: GoodWork.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Film Ngeri-ngeri Sedap mengangkat kisah tentang keluarga yang dikemas dengan mengangkat adat dan budaya Batak. Di film ini banyak budaya Batak yang dihadirkan dalam gambaran yang luas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Ada banyak sih. Budaya Batak menurutku tidak hanya pada titik prosedural adat tapi ada banyak sekali yang bisa disebut budaya Batak," kata Bene Dion Rajagukguk sebagai penulis cerita sekaligus sutradara Ngeri-ngeri Sedap saat melakukan media visit dengan Tempo secara online pada Jumat, 20 Mei 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ngeri-ngeri Sedap menceritakan sebuah keluarga dengan empat anak yang memiliki masalah masing-masing. Tika Panggabean dan Arswendy Beningswara Nasution berperan sebagai orang tua, Mak Domu dan Pak Domu. Fokus utama dalam film ini adalah tentang kerinduan dan keresahan orang tua yang ditinggal merantau oleh anak-anaknya yang tak kunjung pulang.

Domu (Boris Bokir), si sulung yang tak mendapat restu cinta dari orang tuanya. Si Sarma (Gita Bhebhita) menjaga orang tuanya, Gabe (Lolox) si anak ketiga, perantau yang dianggap tak membanggakan orang tua, dan si Sahat (Indra Jegel) bungsu dari empat bersaudara yang lebih dekat dengan keluarga lain di perantauan.

Menurut Bene, banyak budaya Batak yang menarik untuk diangkat khususnya dalam berkomunikasi dan interaksi keluarga. "Cara orang Batak bereaksi terhadap sebuah masalah itu budaya Batak. Cara orang Batak bertutur kata, pemilihan kata, berdialek itu budaya. Interaksi antar anggota keluarga itu berbeda juga dengan interaksi keluarga di Suku Jawa dan Sunda, itu juga bagian dari budaya," katanya.

Namun penonton juga dapat menyaksikan sebuah upacara adat Batak dalam film ini. "Ada sebuah pesta adat yang dibahas di film ini dan akan ada adegannya pesta itu," kata Bene.

Selain adat dan budaya Batak, film ini mengambil lokasi syuting di Bukit Holbung dan di tepi Danau Toba di Kabupaten Balige. Bene melibatkan banyak warga lokal untuk ikut terlibat dalam produksi film, baik sebagai pemain maupun kru. "Nanti kalau nonton 'ini siapa' karena memang mereka orang lokal, ada beberapa karakter yang diperankan oleh orang lokal. Banyak banget kita melibatkan orang lokal. Bisa dibilang mungkin 20 sampai 30 persen krunya adalah orang lokal," kata Bene.

Ngeri-ngeri Sedap merupakan film pertama yang diproduksi oleh Rumah Produksi Imajinari yang bekerjasama dengan Visionari Film Fund. Film ini merupakan hasil inisiasi dari Ernest Prakasa dan Angga Dwimas Sasongko. Ngeri-ngeri Sedap akan tayang di bioskop mulai Kamis, 2 Juni 2022.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus