Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengeluarkan album studio ke-7, dedengkot band metal asal Prancis, Gojira kembali menghentak dunia musik. Tidak hanya itu, kali ini ia merambah dunia sains setelah nama mereka diabadikan dalam fosil yang ditemukan di Prancis, Luksemburg, dan Austria.
Band Gojira yang saat ini dengabn personel Joe Duplaintier (vokal dan gitar), Mario Duplaintier (drum), Christian Andreu (gitar utama), dan Jean-Michel Labadie (bass) ini namanya disematkan dalam fosil bintang rapuh. Fosil ini dulunya berada di dasar samudera Tethys Jurassic.
Berdasakan 21stcenturymetal.net, setiap spesies fosil tersebut diberi nama awalan seperti band mereka dan setiap nama personilnya. Ophiogojira labadiei untuk menghormati bassis Jean-Michel Labadie, Ophiogojira andreui untuk gitaris utama Christian Andreu, dan Ophioduplantiera noctiluca untuk Joe dan Mario Duplantier.
Ilmuwan Lea Numberger dan Ben Thuy dari Museum Sejarah Alam Luksemburg dan ahli biologi Tania Pineda dari Museum Sejarah Alam Florida berada di balik penemuan dan penunjukan fosil tersebut. “Genre yang dinamai menurut band metal Prancis Gojira, karena memproduksi lagu-lagu dengan intensitas yang tak terduga, indah, gelap, dan berat, dan menjelajahi jurang hidup dan mati, kekuatan dan kesalahan manusia, dan lautan yang makmur namun terancam,” tulis Royal Society Publishing.
Dalam hal ini Gojira tidak tinggal diam, mereka mengunggah pernyataannya ke akun media sosial mereka. Hal ini dilaukan untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya atas nama fosil tersebut, mereka juga membagikan foto fosil tersebut di postingannya. "Gojira sekarang menjadi bagian dari sejarah Bumi dan satu langkah kecil lagi menuju keabadian," tulis grup itu dalam sebuah posting Instagram.
Jika di Indonesia Navicula menjadi salah satu band yang menyuarakan sikap politis dan lingkungan dalam setiap lirik lagunya, Gojira menjadi salah satu band metal dunia yang juga menyuarakan hal-hal tersebut. Salah satu lagunya yang cukup menggambarkan hal tersebut yaitu, Into The Storm, yang terdapat di dalam album terbaru mereka, Fortitude.
Ini bukan pertama kalinya band metal diakui oleh ahli paleontologi. Tahun lalu, metalhead progresif Jerman, The Ocean, dianugerahi sebuah fosil atas nama mereka. Hal ini dikarenakan ketertarikan band untuk tema paleontologi dan album konsep.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Godzilla Diangkat jadi Warga Jepang Alamat KTP di Shinjuku
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini