Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi penggemar musik Rock 70-an, khususnya penggemar band Queen, tentunya kenal betul dengan lagu-lagu seperti, We Will Rock You, Fat Bottomed Girl, hingga Hammer to Fall yang dibawakan ketika acara Live Aids 1985. Tidak bisa dipungkiri, lagu-lagu dengan nada catchy ini lahir dari tangan sang gitaris, Brian Harold May.
Sebelum besar dan menelurkan karya-karya besar sepanjang sejarah Bersama Queen, Brian May telah malang melintang di dunia musik dan bergabung dengan berbagai band. Ketika berkuliah di Imperial College London, ia bertemu dengan Roger taylor dan membentuk band Smile.
Seperti yang terdapat di dalam film biopik Queen, Bohemian Rhapsody (2018), Smile kerap tampil di pertunjukan seni atau Pensi di kampus dan di bar. Karena tidak mendulang karir yang sukses, Tim Staffel yang menjadi pemain bass dan pengisi vokal akhirnya meninggalkan band tersebut.
Brian dan Roger akhirnya bertemu dengan Freddie Mercury yang mengisi kekosongan pada bagian vokal dan merekrut John Deacon sebagai pemain bass. Keempat lelaki tersebut akhirnya resmi membentuk Band Queen dan mengeluarkan album pertamanya yang bertajuk Queen pada 1973.
Membicarakan gitaris berambut gondrong ini tidak lengkap jika mengabaikan ‘senjatanya’ di panggung Bersama Queen. The Red Special merupakan gitar yang menjadi signature Brian. Gitar tersebut ia buat bersama ayahnya, Harold May. Brian juga ikut menggulung pick up gitarnya dan juga membuat tremolo gitar sendiri. Hal ini dilakukannya pada saat itu karena ia tidak mampu membeli tremolo gitar Fender.
Dengan The Red Special Brian berhasil memberikan warna baru bagi dunia musik Rock pada saat itu Bersama Queen. Sekalipun replika gitar tersebut banyak dijual di pasaran, namun sound gitar tersebut tidak bisa menyamai milik Brian. Dengan gitar dan suara yang dihasilkannya membuat Brian dianggap menjadi musisi virtuoso.
Selain menjadi seorang Rockstar Brian juga seorang akademisi yang mendapatkan gelar PhD-nya pada 2003 di bidang astrofisika. Diawal karirnya sebagai musisi, Brian sempat bingung untuk menentukan masa depannya, sebab ia dihadapi dengan kenyataan untuk menjadi rockstar ataupun akademisi.
Seperti yang ia katakan di Time, “Ketika saya akan menyelesaikan tesis saya, itu baru permulaan Queen dan saya harus membuat pilihan itu. Dan pilihan saya dibuat dengan asumsi bahwa saya tidak pandai fisika dan saya mungkin cukup bagus dalam musik.” Walaupun sempat meninggalkan karir akademisnya, Brian tetap konsisten dengan bidang ilmu tersebut dan melahirkan lagu We Will Rock You yang memadukan gelombang suara antara musik dan hentakan kaki serta tepuk tangan penonoton.
Tidak hanya itu, Brian juga seorang aktivis yang menyuarakan hak-hak binatang. Mengutip dari brianmay.com, Brian membuat kampanye Save Me untuk memperjuangkan semua, tetapi sebagian besar satwa liar Inggris. Save Me bekerja di tingkat akar rumput dalam hubungannya dengan penyelamatan hewan lokal dan pusat re-homing serta menjadi pemain bersama kelompok kesejahteraan hewan utama. Brian telah menjadi inspirasi utama dalam perang melawan perburuan rubah dan pemusnahan musang.
Gitaris Queen, Brian May ini lahir pada 19 Juli 1947, hari ini usianya telah 74 tahun. Selama berkarir di dunia musik dan menjadi seorang gitaris, Brian menduduki posisi ke-26 untuk 100 gitaris terbesar sepanjang masa versi Rolling Stones. Pada 2012, ia menduduki peringkat gitaris terbesar kedua di Polling pembaca majalah Guitar World. Brian May pun terlibat aktif dalam pembuatan film Bohemian Rhapsody.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Queen Dianugerahi Penghargaan the Living Legends
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini