Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejak hari itu, selama 22 hari, Ibrahim mendekam di dalam ruangan sempit dan pengap. Dari ruangan itulah ia menyaksikan lebih dari 100 orang dibantai silih berganti. Ia menyaksikan orang-orang yang kepalanya dibungkus karung, kemudian dipukul hingga mati. Wanita-wanita tak bersalah dipancung. Para tahanan dititahkan untuk saling membunuh. Seorang ibu ditembak saat menggendong bayinya hingga darah muncrat ke mana-mana. Ibrahim muda merekam seluruh peristiwa itu bagai menunggu datangnya malaikat maut. Hari ini orang lain, besok mungkin ia sendiri yang dibunuh.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo