Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemalsuan lukisan karya maestro yang lazim terjadi di Indonesia juga terjadi di Jerman. Skandal memalsu lukisan di negara kaya kawasan Eropa itu diangkat dalam film dokumenter berjudul Beltracchi-Die Kunst Der Falschung.
Film ini diputar dalam Festival German Cinema, bagian dari Jerman Fest, di bioskop Empire XXI Yogyakarta, Sabtu, 12 September 2015. Jerman Fest berlangsung pada September-November. German Cinema menampilkan sembilan film yang digelar gratis di Yogyakarta pada 11-13 September.
Film besutan penulis, sutradara, dan produser film Arne Birkenstock itu memukau penonton German Cinema. Ruangan bioskop penuh. Panitia film kewalahan melayani orang yang mengantre mengambil tiket. “Ada 210 tiket yang disiapkan panitia untuk setiap film,” kata Project Assistant Jerman Fest Retno Ari Wijayanti atau Valentina kepada Tempo, Sabtu, 12 September 2015.
Film yang diproduksi tahun 2014 ini mengambil banyak latar, di antaranya Jerman, Prancis, dan Swiss. Film berkisah tentang Wolfgang Beltracchi, seniman yang terlibat dalam skandal pemalsuan karya seniman terkemuka pada masa pasca-Perang Dunia II. Berbekal bakat, pengetahuan sejarah seni, dan keterampilan tangan, Beltracchi berhasil memperdaya pakar seni, konsultan, kurator, pedagang karya seni, pemilik galeri, dan kolektor di seluruh dunia melalui karya yang ia palsukan.
Prolog film menampilkan latar studio seni milik Beltracchi, yang digunakan untuk menunjukkan bagaimana dia yang dibantu istrinya, Helene Beltracchi, memalsu lukisan karya seniman ternama Jerman, di antaranya Max Ernst dan Heinrich Campendonk. Beltracchi mempertontonkan cara memalsu lukisan dengan mengeblat, membubuhkan identitas pelukis asli, dan membuat karya terlihat lawas untuk mengesankan lukisan itu asli. Beltracchi menaruh debu maupun sarang laba-laba yang biasa menempel di rumah ke kanvas lukisan untuk membuatnya tampak kuno.
Sejumlah lukisan palsu karyanya memenuhi ruang galeri maupun balai lelang terkemuka, seperti Sotheby dan Christie. Tak ada karya dengan identitas Beltracchi yang beredar di pasaran. “Saya ingin menghentikannya,” ujar Beltracchi dalam film itu.
Skandal memalsu lukisan itu ketahuan setelah lukisan-lukisan tersebut diteliti melalui uji forensik di laboratorium. Beltracchi dijatuhi hukuman 6 tahun penjara dan istrinya 4 tahun penjara pada 2011. Film berdurasi 102 menit diakhiri dengan Beltracchi menciptakan lukisan dan dia membubuhkan identitasnya. Beltracchi kemudian menyemprotkan bubuk pewarna lukisan.
Anggota komunitas seni Taring Padi yang menonton film itu, Fitriani Dwi Kurniasih, mengatakan film itu menarik karena menyajikan sisi gelap pasar seni, yakni permainan kotor. Film itu menampilkan pemalsu lukisan yang sangat cerdas karena Beltracchi meriset pelukis yang akan dia palsukan. “Ini jadi pelajaran bila dikaitkan dengan pemalsuan lukisan yang marak di Indonesia,” tutur Fitriani.
SHINTA MAHARANI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini