Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENONTON di Auditorium Teater Institut Seni Indonesia Yogyakarta menahan napas melihat adegan seorang perempuan menggendong seorang pemuda. Bukan di punggung. Bukan pula dipeluk di dada. Si pemuda membelitkan tubuhnya di pinggang si perempuan. Posisi si pemuda serupa orok yang meringkuk di rahim ibu. Dan sang ibu pun berjalan tertatih mengangkut tubuh si orok bak menggotong kandungannya yang membesar ke sana-kemari. Sesekali lengan sang ibu menyeka kening dengan raut muka menahan sakit.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo