Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Memahami pameran Ugo Untoro ibarat masuk ke dunia psikoanalisis. Problematika dalam lukisannya tampil lirih. Kita berusaha menangkap pesan yang disampaikan, tapi seolah kanvasnya terlalu privat. Pesan itu justru secara samar-samar diperoleh dari "remeh-temeh" coret-coretnya di sembarang sobekan kertas, notes, buku pelajaran, atau novel. Ugo dikenal perupa yang suka menorehkan apa saja yang muncul dalam benaknya. Bungkus korek api pun bisa menjadi sasaran. Itu dilakukan spontan, cepat, dengan emosi sesaat.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo