Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung -Panitia acara pemutaran perdana (premier) film 212 The Power of Love memborong semua kursi satu studio, Rabu malam, 9 Mei 2018. Acara nonton bareng alias nobar di Trans Studi Bandung itu mengundang hampir 200 orang. “Yang nraktir tiketnya Ustad Erick Yusuf,” kata panitia acara Falah Ibrahim kepada Tempo di bioskop.
Baca: Sutradara Tegaskan Film 212 The Power of Love Bebas dari Politik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapasitas studio 2 yang menjadi tempat pemutaran film berjumlah 185 kursi. Harga tiket pada jam tayang itu Rp 40 ribu per orang. Nilai totalnya sebesar Rp 7,4 juta.
Tiket itu dibagikan gratis ke undangan yang hadir. “Di berbagai kota seperti Makasar dan di Papua juga ada acara nonton bareng, tapi bayar masing-masing,” kata Falah.
Erick Yusuf mengatakan, pihaknya mengundang berbagai tokoh dan perwakilan organisasi masyarakat Islam di Jawa Barat seperti kalangan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Dewan Dakwah. Selain beberapa orang santri, terlihat juga rombongan ibu-ibu majelis taklim, juga Ahmad Heryawan dan istri.
“Kita nonton sama Pak Gubernur, lima belas lebih tokoh ormas Islam Jawa Barat, undangan lain ke komunitas,” kata Erick.Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan istri bersama seorang produser film 212 The Power of Love menjelang premier di Bandung, Rabu malam, 9 Mei 2018. (ANWAR SISWADI)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film produksi Warna Pictures itu digarap sutradara Jastis Arimba. Jastis juga menulis skenarionya bersama Ali Eounia. Film ini dibintangi Fauzi Baadila yang berperan sebagai jurnalis bernama Rahmat, lulusan Harvard University itu bekerja di majalah Republik.
Sosok Rahmat ditempelkan watak keras dan harus bernasib punya banyak musuh. Apalagi setelah menulis tentang rencana unjuk rasa besar-besaran 2 Desember 2016 atau yang dikenal sebagai aksi 212 di lapangan Monumen Nasional Jakarta.
Ceritanya tentang perjalanan hidup Rahmat seputar aksi yang disebut bela Islam terkait ucapan Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahya Purnama alias Ahok soal ayat surat Al Maidah. Rahmat percaya, aksi umat itu akan ditunggangi kepentingan politik dan khawatir menimbulkan kekacauan.
Karena itu ia berusaha menghentikan langkah ayahnya. Tokoh agama di kampungnya di Ciamis itu bersama para muridnya bertekad ikut aksi dengan cara berjalan kaki ke Jakarta. Ayahnya lantas menjadi musuh utama, ditambah cerita masa lalu. Pertentangan selama perjalanan itu berujung di lapangan aksi. Rahmat tiba-tiba berbalik arah dan pandangan, lalu pulang ke kampung bersama ayahnya.
Selain Fauzi Baadila, film 212 The Power of Love juga dibintangi Meyda Safira, Asma Nadia, Adhin Abdul Hakim, Hamas Syahid, dan Roni Dozer.