Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Radhar Panca Dahana menjadikan teater sebagai paradigma untuk membedah gejala sosial-politik di Indonesia, sekaligus sebagai tawaran filosofis.
Radhar selalu menggugat ekosistem kebudayaan Indonesia yang baginya sama sekali tak punya keberpihakan pada kegiatan berpikir dan kecendekiaan, dan hanya berpihak pada infrastruktur fisik, ekonomi-bisnis, serta investasi.
Bagi Radhar, dalam kata “budayawan” ada unsur luhung penyair-filosof yang terjalin erat dengan unsur aktivisme.
RADHAR Panca Dahana adalah lelaki berperawakan kecil yang mampu mengisi penuh ruangan besar. Tatapan matanya tajam. Suaranya bulat dan lantang. Artikulasi jelas, setiap huruf dan kata selalu jernih terdengar, kecuali dalam beberapa videonya setahun terakhir, ketika penyakitnya tampak lebih mendera daripada biasanya. Kalimat-kalimatnya runut, diksinya sering canggih, diucapkan dengan intonasi terjaga—bisa dengan tekanan dramatis di sana-sini—bahkan saat ngobrol soal kopi atau komik sembari ndeprok di lantai.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo