Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO , Yogyakarta: Perupa asal Yogyakarta Eko Nugroho punya kesibukan baru di luar aktivitas membuat karya seni. Seniman berusia 38 tahun itu kini membuka sekolah seni bagi anak-anak. “Kalau banyak seniman memilih buka galeri, saya buka sekolah saja,” kata Eko pada Tempo, Sabtu 15 Agustus 2015.
Eko Nugroho Art Class, nama sekolah itu, mulai diluncurkan pada 1 Juni lalu. Berlokasi di kawasan Bintaran Kota Yogyakarta, kelas seni ini ditujukan untuk anak berusia 3 hingga 12 tahun. Eko menggandeng pakar pendidikan dan psikolog untuk mengembangkan konsep kurikulum pendidikannya.
Menurut Eko, niat mendirikan sekolah seni bagi anak merupakan keinginan lama. Salah satu motivasi adalah menjadikan seni rupa sebagai media menumbuhkan kreativitas anak. Yang jelas, sekolah ini bukan untuk mencetak anak menjadi pelukis. “Mau jadi politisi atau tentara silakan, tapi harus punya kreativitas,” katanya.
Eko mengatakan melihat banyak sanggar didirikan hanya untuk mengajarkan teknik menggambar dan mewarnai saja. Meski anak didiknya kerap menjuarai lomba, sanggar tersebut tak mengajarkan anak untuk melatih kesabaran dan menghargai proses.
Di sisi lain, kata Eko, lomba melukis bagi anak hanya menjadi ajang adu gengsi orang tua. Mereka bangga anak mereka menjuarai lomba, meski anak mereka tak berminat di bidang lukis. “Sekolah kami tidak untuk ke sana,” katanya. “Kalau pun sekolah di sini lalu bisa juara lomba, itu hanya bonus.”
Eko adalah perupa lulusan Institus Seni Indonesia Yogyakarta. Ia banyak menggelar pameran di dalam dan luar negeri. Salah satu gagasannya yang populer adalah proyek seni “Daging Tumbuh” (DGTMB).
Di sini, ia menggagas galeri berkonsep buku yang merangkum karya perupa muda yang sulit menembus galeri mainstream. Sejak diluncurkan pada tahun 2000, “galeri” Daging Tumbuh ini telah mencapai 15 edisi.
ANANG ZAKARIA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini