Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DI tengah boom seni lukis Indonesia pada akhir 1980-an, sebuah pameran di sebuah galeri mungil di Jakarta Pusat memamerkan sejumlah gambar yang saya duga tak bakal ikut boom. Jenis karya seni rupa yang dipamerkan tergolong tak populer: gambar hitam-putih dengan bahan pensil di kertas. Apalagi gambarnya itu sendiri jauh dari ”menyenangkan”.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo