Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BERITA duka itu dikirim dengan bercanda oleh Butet Kartaredjasa. Saya salin dengan autentik pesan lewat WhatsApp itu: “Sing kepatil jantunge aku, lha kok sing mati Djaduk. Uasuwook.” Lalu tiga emoticon tangis bercucuran air mata. Yang terkena serangan jantung saya, kok yang mati malah Djaduk. Dari pesan yang terasa berkelakar itu, saya tahu, Butet sedang sekuat mungkin berusaha tegar dan ikhlas.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo