Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kini, dua tahun setelah masa kampanye itu, Matori tetap merasa tidak nyaman bila harus menjadi pusat perhatian. Sebab, ayah delapan anak ini memang lebih suka diam. Apalagi akhir-akhir ini mantan Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu diterjang berbagai tuduhan. Pria kelahiran Semarang ini dinilai tidak cukup tangguh membela Presiden Abdurrahman Wahid, yang berasal dari PKB, di Dewan Perwakilan Rakyat. Akibatnya, Presiden babak-belur oleh gempuran berbagai kasus hingga mendapat Memorandum I dan kemungkinan mendapat Memorandum II. Padahal, Matori duduk sebagai Ketua Umum PKB, partai berbasis massa Nahdlatul Ulama yang berdiri pada 23 Juli 1998 itu, berkat Abdurrahman Wahid.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo