TEMPO.CO , Jakarta--Terdakwa kasus suap Wisma Atlet Palembang, Muhammad Nazaruddin, mengaku dirinya dan beberapa politikus Partai Demokrat gencar menyiapkan pemenangan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum partai dalam Kongres Demokrat di Bandung, Jawa Barat, pada 2010. Ia menyebutkan, salah satu politikus yang sibuk mempersiapkan dana pemenangan Anas adalah Mirwan Amir.
Menurut Nazar, Mirwan--Wakil Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat-- menyumbang untuk kampanye Anas dari kocek pribadi. “Mirwan menyiapkan sekitar Rp 20 miliar,” kata Nazar di sela persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu 22 Februari 2012.
Uang sebesar itu, menurut Nazar, ia yakini diperoleh Mirwan dari fee sejumlah proyek. “Dia kan Wakil Ketua Banggar, menyisihkan dari situ. Ini enggak ada hubungannya dengan partai, karena uang pribadi,” ujar bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu.
Duit tersebut, kata Nazar, disimpan oleh Eva, staf keuangan Fraksi Demokrat. Tim pemenangan Anas mempunyai posko di sebuah apartemen yang disewa di lantai 3 gedung Senayan City. Di situ ada brankas yang hanya bisa dibuka oleh Eva. “Uang didrop di situ oleh Mas Anas. Nanti tinggal Eva melaporkan ke saya pengeluaran-pengeluarannya,” ujarnya.
Nazar mengklaim uang yang terkumpul untuk Anas mencapai Rp 200 miliar. Dalam sejumlah kesempatan, Nazar pernah menyebut Grup Permai juga mengucurkan Rp 30 miliar dan US$ 5 juta untuk Anas di Bandung. Uang itu kemudian dibagikan ke sejumlah Dewan Pimpinan Cabang Demokrat.
Sebelum kongres digelar, Nazar dkk mengundang 396 DPC Demokrat ke Jakarta. Itu dilakukan delapan hingga sembilan kali. Dalam setiap pertemuan, tim sukses memberikan biaya akomodasi dan uang saku sebesar Rp 10-15 juta per anggota DPC yang hadir. Dari hasil konsolidasi, 298 DPC menyatakan akan mendukung Anas sebagai ketua umum.
Saat Kongres Demokrat di Bandung, Nazar dkk juga menyiapkan segepok fulus. Kata dia, untuk kebutuhan di hari H Kongres, diperkirakan dibutuhkan dana Rp 80-100 miliar. “(Tugas) saya lebih pada merealisasi (membagikan) untuk DPC,” ujarnya. “Semuanya (298 DPC) dapat US$ 10 ribu.”
Anas kemudian menang dalam tahap pertama pemilihan, dan maju ke tahap berikutnya bertarung dengan Marzuki Alie. Dana, kata dia, kembali digerojokkan sehingga sebanyak 70 dari 84 pendukung Andi Mallarangeng berhasil ditarik ke Anas. “Total putaran satu ke putaran dua habis sekitar US$ 1,7 juta,” kata Nazar.
Mirwan belum bisa dimintai konfirmasi. Begitu pula Anas. Telepon dan pesan singkat tidak dibalas. Mirwan juga tak berada di ruang kerjanya di gedung Nusantara I lantai 10. Menurut salah seorang staf Fraksi Demokrat, Mirwan tak terlihat sejak siang.
Sebelumnya, kepada Tempo, Mirwan mengakui sebagai anggota tim sukses Anas. Ia menyebutkan, suatu kali Nazar pernah menyatakan telah menyiapkan Rp 200 miliar untuk pemenangan Anas. “Sebagai pendengar yang baik, saya iyakan saja. Tapi saya cek ke Anas, dia bilang enggak ada,” kata Mirwan, beberapa waktu lalu.
ISMA SAVITRI | MITRA TARIGAN | IRA GUSLINA
Berita lain:
Nazaruddin Beberkan Aliran Duit Pemenangan Anas
Kenapa Anas Kedodoran Atasi Friksi di Demokrat?
Anas Disebut Baiat Koordinator Sebelum Bagi Duit
Penerima Duit Anas Menghadap Komisi Pengawas
Tim Anas Dukung Politik Uang Demokrat Dibongkar
Ruhut Tuduh Tim Sukses Lain Berpolitik Uang
Ada Aksi Rok Mini Dukung Angie Jujur di KPK
Infografis:Tudingan dari Bekas Sahabat