TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun menolak menjelaskan hasil pemeriksaannya di Komisi Pemberantasan Korupsi, Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum membeberkan dia sempat ditanyai penyelidik soal pertemuannya dengan PT Adhi Karya (Persero), kontraktor proyek Gedung Olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor.
"Saya jawab tidak pernah," kata Anas seusai menjalani pemeriksaan dalam kasus korupsi megaproyek tersebut di KPK, Rabu 4 Juli 2012.
Namun Anas tak mau menjelaskan secara terperinci ihwal pertemuan itu. Ia hanya menyebutkan pertanyaan maupun jawaban yang diberikan kepada penyelidik cukup banyak. "Hal-hal lain kalau ingin dapat informasi tambahan dapat ditanyakan kepada penyelidik," kata dia.
Anas diperiksa untuk kedua kali dalam kasus korupsi megaproyek senilai Rp 1,2 triliun itu. Pada pemeriksaan 27 Juli lalu sekitar tujuh jam, Anas membeberkan apa saja yang ditanyai penyelidik kepadanya. Ia mengaku dicecar berbagai hal termasuk aliran dana partainya.
Menurut mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin, yang menjadi terpidana 4 tahun 10 bulan dalam kasus korupsi Wisma Atlet, ada gelontoran dana Rp 100 miliar. Nazaruddin menyebut sebanyak Rp 50 miliar di antaranya mengalir ke Kongres Demokrat di Bandung pada 2010 lalu yang hasilnya menobatkan Anas sebagai ketua umum partai.
Keterangan Nazaruddin ini langsung dibantah Anas. Nazar juga menyebut Anas pernah bertemu dengan orang Adhi Karya di Pacific Place Hotel. Mereka memberikan duit tunai kepada Anas Rp 750 juta. "Duit itu kemudian digunakan membeli mobil Toyota Harier," ucap Nazar. Namun Anas yang ditanyai hal tersebut menolak berkomentar.
Adhi Karya beberapa kali enggan berkomentar mengenai kasus ini. Pada 7 Juni 2012, Direktur Utama Adhi Karya, Kismodarmawan, hanya tersenyum tanpa memberikan penjelasan sedikit pun.
TRI SUHARMAN
Berita lain:
Anas Bersyukur Dianggap Berharga
Ruhut Minta Tak Ada Atribut Demokrat di KPK
Ignatius Minta Anas Bertanggung Jawab
Selidiki Mobil Harrier, KPK Periksa Supir Anas
Diperiksa Lagi, Anas Bersyukur