TEMPO.CO , Jakarta:Serapan musik tradisional Indonesia asal Minangkabau terdengar di panggung utama Rainforest World Music Festival 2012, yang disuguhkan oleh gabungan musisi muda, Rhytm of Borneo.
Bunyi-bunyian khas Minang tersebut keluar dari seperangkat alat musik pukul Talempong. Tapi orang Malaysia mengenalnya sebagai Caklempong. “Yah, memang hampir mirip dengan musik Minang," kata Ainal Bustari bin Johari, salah satu pentolan Rhytm of Borneo, yang ditemui Tempo, Jumat.
Lagu-lagu yang dibawakan pun mendapatkan apresiasi dari penonton. Tak sedikit dari mereka ikut bergoyang mengikuti tabuhan Cak Lempong. Lagu pembuka Sirih Pinang dimodifikasi sedemikian rupa dan menjadi lagu baru yang diberi tajuk Nang Sipinang.
Ritme rentak Minang sangat dominan dalam semua lagu Rhytm of Borneo. Kesamaan ini dapat dilihat dari asal usul pertumbuhan musik yang berakar dari musik melayu. Keberadaan musik melayu pun dipengaruhi oleh musik Qasidah, yang sampai di Indonesia melalui penyebaran agama Islam.
Ainal mengatakan, musik sebagai bahasa universal. Setiap peradaban mungkin saja menyumbangkan satu ritme tertentu, yang kemudian diteruskan oleh generasi berikutnya. Penikmat musik yang pernah mendengarkan irama tertentu, bisa terinspirasi untuk mengembangkannya menjadi irama baru.
“Di Malaysia sendiri, sebutan untuk alat musik ini berbeda-beda. Ada yang menyebutnya Taklempung atau Telempung,” katanya. Caklempung dilihat dari bahan pembentuk dan cara memainkannya memang sangat identik dengan Talempong dari Minangkabau. Beberapa musisi Negara tetangga tersebut pun mengakui, alat musik ini dibawa oleh perantau asal Sumatera Barat ke Malaysia, tepatnya daerah negeri Sembilan.
ASEANTY PAHLEVI
Berita Terpopuler
Busway Tabrak Anak 10 Tahun hingga Tewas
Alex-Nono Kaget Perolehan Suara Jeblok
Tim Sukses: 27 Persen Suara Alex Hilang karena DPT
Siswa Pelayaran Tangerang Tewas Saat Ospek
Mobil Pemain Bola Dirampas Kawanan Pencuri
Biaya Pemilihan Bupati Tangerang Rp 60 Miliar
Suasana Pemukiman Ahmadiyah Mulai Kondusif
Jurnalis Asing Sempat Terjebak Bentrok Ahmadiyah