TEMPO.CO, Jakarta--Sekolah yang terlibat tawuran pada akhir September lalu, SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 Jakarta, Kamis, 11 Oktober 2012 berkumpul bersama. Tak ada hawa duka maupun kemarahan yang menyelimuti mereka meski kejadian yang menewaskan seorang siswa SMA 6, Alawy, masih segar dalam ingatan. Ratusan siswa itu malah beramai-ramai menari ala "Gangnam", hits asal Korea Selatan yang tengah populer sekarang.
Siswa kedua sekolah itu hari ini memang sedang mengikuti pelatihan Emotional & Spiritual Quotient (ESQ) bersama-sama di gedung ESQ, Jalan Tb. Simatupang, Jakarta Selatan. Lebih dari 500 siswa dan siswi kelas X dari kedua SMA itu larut dalam acara tersebut.
Kepala Sekolah SMA Negeri 70, Saksono Liliek Sutanto, mengatakan acara itu memang sudah direncanakan sejak awal mencuatnya kasus tawuran antara SMA 70 dan SMA 6 pada akhir September. "Waktu rapat dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Wamen sudah menyampaikan rencana ini," kata Liliek saat ditemui di sela acara. Menurut Liliek, pihak sekolah tak mengeluarkan dana untuk acara tersebut.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan pelatihan hari ini memang sengaja diberikan untuk mengurai masalah kekerasan pada siswa kedua sekolah. "Dalam jangka pendek, permasalahan pendidikan karakter, dan penataan kurikulum negeri ini perlu diperbaiki, Pak Ary Ginanjar peduli itu, sehingga ia menawarkan program ESQ ini," kata Musliar Kasim dalam sambutannya.
Pelatihan ESQ untuk kedua sekolah ini diberikan cuma-cuma dan akan dibagi dalam tiga angkatan. Hari ini diikuti angkatan pertama dari siswa kelas X, selanjutnya akan ada dua acara serupa yang akan diikuti siswa kelas XI dan XII.
Direktur Hubungan Masyarakat ESQ, M. Hasanuddin Thoyieb mengatakan program ini diberikan sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan. "Karena kami bergerak di bidang pendidikan karakter, jadi kami memberikan pelatihan cuma-cuma," kata dia.
ANGGRITA DESYANI
Baca juga:
Orangtua Tersangka SMAN 70 Ajukan Keberatan
Tawuran SMA 70, Tersangka Bisa Bertambah
Tes Psikolog, Motif Penyerangan Fitrah Rasa Benci
OSIS 58 SMA di Jakarta Deklarasi Anti-Tawuran
Alumni Tawuran Pelajar SMA 70 dan SMA 6?