TEMPO.CO, Bandung - Pasangan calon gubernur dari PDI Perjuangan, Rieke Dyah Pitaloka, dan calon wakilnya, Teten Masduki, menjadi pasangan calon gubernur pertama yang diusung partai politik yang mendaftar di KPU Jawa Barat.
"PDI Perjuangan mempunyai 17 kursi di DPRD Jawa Barat sehingga layak untuk mencalonkan atau mendaftarkan bakal calon, tidak perlu berkoalisi," kata Komisioner KPU Jawa Barat Ketua Pokja Pencalonan, Teten W Setiawan, di Bandung, Sabtu, 10 November 2012.
Kedua pasangan itu mendatangi KPU Jawa Barat dengan diantar Ketua Tim Pemenangan, Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Tubagus Hasanudin, bersama rombongan partai pengusungnya. Suami, orang tua, dan putra sulung Rieke ikut hadir dalam rombongan pengantar kedua pasangan itu. Pasangan itu kompak mendatangi KPU Jawa Barat.
Sejumlah berkas yang dipersyaratkan dalam pendaftaran pilkada Jawa Barat itu diserahkan keduanya, selepas Plh Ketua DPDP PDI Perjuangan Tubagus Hasanudin menyerahkan surat keputusan penunjukan keduanya dari partainya, sebagai calon gubernu dan wakil gubernur. "Secara materi ini sudah memenuhi persyaratan, tapi secara formal belum sesuai format," kata Teten.
Menurut Teten, belum semua persyaratan itu dipenuhi. Dari 26 persyaratan yang diminta, tinggal enam item yang belum diserahkan. Di antaranya, fotokopi ijazah yang telah dilegalisasi, fotokopi NPWP, laporan harta kekayaan penyelengara negara (LHKPN) yang diterbitkan Komisi Pemberantasan Korupsi, serta nomor rekening dana kampanye pasangan itu. Khusus LHKPN itu, kata dia, menjadi catatan awal kekayaan masing-masing calon jika terpilih nanti.
Soal sejumlah persyaratan yang belum dipenuhi, LHKPN misalnya, Teten mengaku belum mengurusnya karena penetapan dirinya bisa dikatakan mendadak. Dia mengatakan, itu akandiurusnya minggu depan ke KPK. Sementar Rieke mengatakan ia sudah mengurusnya. "Udah ada sih," kata Rieke.
Ketua tim pemenangan pasangan itu, Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Tubagus Hasanudin, mengatakan, ratusan tokoh nasional dan Jawa Barat sudah bersedia membantu pasangan itu. "Seperti bola salju, menggelinding. Saya tidak bisa menyebut nama dulu karena ratusan banyaknya," kata dia.
Hasanudin mengatakan, ia sudah mewanti-wanti keduanya untuk tidak menyinggung soal jabatan gubernur atau wakil gubernur. Dia khawatir, keduanya akan terjebak. Keduanya sepakat tidak mempersoalkan posisi masing-masing. "Kesepakatan mereka jadi dasar, ya sudah Rieke jadi nomor satu, dan Teten nomor dua. Itu kesepakatan mereka," kata dia. "Secara moral, saya larang mereka berbicara soal jabatan. Niat mereka itu bebersih," ujarnya.
Menurut dia, tudingan soal keduanya yang dianggap tidak punya pengalaman tidak dipersoalkan. "Yang penting dua jalma ini bersih, dengan bersih itu memiliki peran mind-set yang tidak jorok. Hayang beunghar dan jorok. Kalau seperti itu haram saya datang lagi ke tempat mereka," kata Hasanudin.
AHMAD FIKRI
Berita terpopuler lainnya:
Kewalahan, Jokowi Benturkan Kepalanya ke Pintu
Inikah Lima Nama yang Disebut Dahlan Iskan?
Banjir Rendam Rumah Ketua DPR Marzuki Alie
Tas Agnes Monica Tak Dirusak di Bandara Soekarno-Hatta
Dicalonkan Jadi Presiden, Rhoma Irama: Luar Biasa