TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan secara bertahap BI rate sekitar 1 persen ke kisaran 6,75 persen. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni memutuskan BI rate naik 25 basis poin, dalam RDG bulanan yang digelar hari ini, David memprediksi akan ada kenaikan lagi. "Ekspektasi saya 25 basis poin," kata David kepada Tempo, Kamis, 11 Juli 2013.
Setelah sekitar satu setengah tahun menahan BI rate di level 5,75 persen, BI akhirnya menaikkannya 25 basis poin ke level 6 persen pada Juni 2013. Kebijakan suku bunga diklaim BI sebagai langkah antisipasi terhadap inflasi dan respons terhadap pelemahan rupiah seiring dengan arus keluar modal asing mulai akhir Mei 2013.
Baca Juga:
David menjelaskan, langkah ini perlu diambil untuk mengantisipasi besarnya tekanan inflasi paska kebijakan kenaikan harga BBM. Inflasi diperkirakan akan melambung pada periode Juli - September 2013. "Pada Juli, normalnya inflasi bulanan sekitaran 1 persen, bisa naik dua kali lipat," katanya. Secara tahunan, ia memprediksi inflasi bisa mencapai 7,5 persen.
Tekanan inflasi, kata David, tak bisa hanya diantisipasi melalui kebijakan stabilisasi harga oleh Pemerintah, tapi perlu direspon dengan kebijakan moneter yang lebih longgar. "Kita kan ingin pertumbuhan sustainable, bukan tinggi sejenak lalu ambrol. Maka inflasi harus dijaga," ucapnya.
Meski begitu, David yakin BI rate tak akan naik melampaui inflasi, tujuannya untuk menjaga ekspektasi bahwa tekanan inflasi ini bersifat temporer. "Tahun depan normal lagi," katanya. Dengan kebijakan ini, Ia memprediksi inflasi di akhir tahun bisa sesuai perhitungan BI yakni sekitar 7,8 persen. "Saya pesimis bisa sesuai target pemerintah 7,2 persen," katanya.
Adapun sangkut paut kebijakan BI rate dengan upaya meredam arus keluar modal asing, David mengatakan, keluar masuk modal asing lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal. Semalam, misalnya, pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Ben Bernanke bahwa pihaknya belum akan melakukan pengetatan moneter tahun ini membuat indeks di bursa saham rebound.
MARTHA THERTINA
Terhangat:
Karya Penemu Muda| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh
Baca Juga:
Dahlan Iskan: Ada Dirut BUMN Dipecat Karena Istri
Kenaikan Harga Emas Hanya Sesaat
Dahlan Usul Bea Cukai Juga Buka di Akhir Pekan
Kredit Konsumtif PNS Banyuwangi Mencapai Rp 300 M
Cabang Baru, Subaru Targetkan Penjualan 2500 Unit
BI Rate Naik, Rupiah Membaik