TEMPO.CO, NUSA DUA- Perusahaan multinasional teknologi dan jasa yang berbasis di New York, Amerika Serikat, General Electric Co (GE) menargetkan pertumbuhan unit bisnis infrastruktur mereka di negara berkembang 10-15 persen pada 5 tahun mendatang walaupun gejolak ekonomi masih terus terjadi. Wakil Presiden General Electric, John Rice, mengatakan pasar infrastruktur di Cina akan terus berkembang dalam tahun-tahun mendatang.
Rice menambahkan Cina merupakan pasar terbesar GE untuk unit infrastruktur. Cina sebagai pasar terbesar dalam unit infrastruktur di luar Amerika Serikat akan terus mencatatkan pertumbuhan double digit. “Kami prediksi ekonomi di Cina akan tumbuh 15-20 persen pada tahun-tahun mendatang,” kata Rice di sela-sela pertemuan KTT Apec di Bali, Ahad, 6 Oktober 2013 seperti dikutip laman Reuters.
Cakupan bisnis GE adalah sektor energi, keuangan, manufaktur, dan transportasi. Rice juga mengatakan prospek bisnis GE tetap baik walaupun ada krisis ekonomi dan shutdown yang melanda pemerintah Amerika Serikat.
Menurut dia, prospek bisnis GE tetap menjanjikan khususnya pada industri minyak dan gas, listrik, penerbangan, layanan kesehatan, dan transportasi. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, permintaan akan infrastruktur akan tumbuh signifikan. “Kami melihat adanya pertumbuhan double digit seiring dengan berkembangnya pasar. Kami yakin bisnis infrastruktur kami di luar Amerika dan Eropa bisa tumbuh 10-15 persen,” katanya.
Tapi, Rice juga mengingatkan adanya hambatan seperti pembiayaan program infrastruktur dari bank yang lebih sulit di tengah krisis ekonomi global. Hal ini, antara lain dipicu oleh program pemangkasan stimulus oleh bank sentral Amerika yang dampaknya mulai terasa di negara-negara berkembang termasuk pelemahan nilai tukar rupiah di Indonesia.
“Ketika mata uang negara Anda terkena gejolak maka Anda harus pintar-pintar mengaitkan modal dengan proyek-proyek infrastruktur,” katanya. Selain unit infrastruktur, Rice juga menyebut sektor minyak dan gas sebagai industri kunci yang akan tumbuh di negara berkembang. Menurut dia, sektor minyak dan gas memiliki prospek untuk tumbuh karena adanya kecenderungan pebisnis mengandalkan sektor industri sumber daya alam mengingat industri keuangan yang mulai kolaps karena adanya krisis global.
REUTERS I ANANDA TERESIA