TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Banten sekaligus pengurus pusat Partai Golongan Karya, Ratu Atut Chosiyah, sudah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus dugaan korupsi. Meski begitu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar, Priyo Budi Santoso, tetap yakin suara partai di Banten terbanyak pada Pemilihan Umum 2014.
"Implikasi penetapan Bu Atut tetap ada, tapi mudah-mudahan tak mengubah suara," ujar Priyo ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 18 Desember 2013. Priyo mengatakan, partai segera melakukan konsolidasi ke daerah. Tujuannya agar perolehan suara Golkar di Banten tetap stabil.
Priyo menuturkan partainya tidak pernah mengkultuskan individu, baik di struktur pusat maupun daerah. Dia yakin Golkar sudah mengakar di Banten. Masyarakat Banten tak hanya melihat figur Atut ketika memilih Golkar pada pemilihan umum.
Mengenai posisi Atut sebagai gubernur, Priyo menyerahkan mekanisme sepenuhnya kepada Kementerian Dalam Negeri. Sedangkan terkait status tersangka, Golkar menghormati proses hukum yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Golkar juga sesegera mungkin mengambil langkah lanjut posisi Atut sebagai pengurus pusat.
"Kami mempunyai mekanisme baku kalau ada kader yang ditetapkan sebagai tersangka," ujar Priyo. Namun dia menolak memaparkan mekanisme baku yang ada di Golkar.
Di tempat yang sama, Ketua Partai Golkar Hajriyanto Y. Thohari mengatakan, penetapan Atut sebagai tersangka oleh KPK tak akan berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara di Provinsi Banten. Selama ini, kata dia, basis pemilih Partai Golkar berasal dari pemilih tradisional.
"Dari pemilu ke pemilu, mereka tetap memilih Golkar," kata Hajriyanto.
Dia mengatakan, status kepala daerah yang dimiliki kader partai tak otomatis akan menaikkan suara partai secara signifikan. Dia mencontohkan tiga kader Golkar yang menjadi bupati di Jawa Tengah, daerah pemilih Hajriyanto. Menurut dia, pilihan politik pemilih tak melulu bisa dikendalikan oleh kepala daerah. "Publik Indonesia cerdas, kok," kata dia.
Hajriyanto mengatakan, sebagai partai, Golkar sudah sangat mapan. Dia mencontohkan ketika Golkar ditinggalkan sejumlah tokohnya untuk membuat partai baru, misalnya Edi Sudrajat dan Harmoko. Toh, meskipun mendirikan partai baru, Golkar tidak ditinggalkan pemilih pada Pemilu 2004 dan Pemilu 2009.
Dia justru mengatakan, tokoh Golkar tidak akan menjadi apa-apa ketika pergi dari Golkar. Menurut Wakil Ketua MPR ini, Golkar tidak bergantung pada satu-dua individiu. Meskipun tokoh-tokoh ini datang dan pergi dari partai, kata dia, perolehan suara Golkar tetap konsisten.
SUNDARI | WAYAN AGUS PURNOMO
Topik Terhangat:
Atut Tersangka | Mita Diran | Petaka Bintaro | Sea Games | Pelonco ITN
Berita Terpopuler:
Atut Tersangka, Pegiat Antikorupsi Gunduli Kepala
Dua Puluh Penyidik KPK Geruduk Rumah Atut
Pendekar Berbaju Hitam Datangi Rumah Atut
Fikri Menjahit Sarung Sebelum Tewas di Pelonco ITN
Jadi Tersangka, Atut Tak Langsung Ditahan