TEMPO.CO, Jakarta - Bursa saham regional bergerak variatif merespons kenaikan harga minyak dunia. Harga minyak mentah WTI yang melonjak ke level US$ 102,83 per barel berhasil mengalihkan ketertarikan investor global untuk sementara waktu. Meski demikian, imbas rilis positif kinerja emiten, pada perdagangan sesi I, indeks harga saham gabungan (IHSG) tetap berhasil menguat 19 poin (0,9 persen) ke level 4.574,94. (Baca juga: Kinerja Emiten Jadi Sentimen Positif Indeks)
Menurut analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Yualdo T. Yudoprawiro, di tengah minimnya sentimen positif regional, kenaikan harga minyak dunia menjadi sentimen negatif bagi pergerakan bursa regional. Kenaikan harga minyak dunia yang didorong oleh penurunan persediaan (inventory) cadangan minyak di Amerika Serikat (AS) dan ekspektasi meningkatnya permintaan minyak seiring cuaca buruk akhirnya membuat investasi kontrak berjangka minyak dunia lebih menarik. “Minimnya sentimen positif menyebabkan mayoritas bursa Asia cenderung melemah,” ujar Yualdo dalam analisis hariannya. (Lihat juga: IHSG Fluktuatif Akibat Aksi Ambil Untung)
Untungnya, imbas positifnya laporan kinerja beberapa emiten dan nilai tukar rupiah yang berhasil menguat ke level 11.770 per dolar AS mengantar indeks berhasil melanjutkan penguatan. Kinerja Bank BNI dan PT Jasa Marga yang dilaporkan mengalami pertumbuhan laba di atas ekspektasi membuat aksi beli investor asing terus berlanjut.
Hingga pukul 13.45 WIB, indeks masih melanjutkan kenaikan 21 poin (0,5 persen) ke level 4.577,30. Sedangkan Nikkei dan KOSPI terus bergerak melemah, masing-masing sebesar 0,68 persen ke level 14.742 serta 36 dan 0,52 persen ke level 1.936,74.
MEGEL JEKSON (PDAT)
Terpopuler:
Bandara Solo Tutup, Maskapai Rugi Miliaran
BKPM Yakin Realisasi Investasi Smelter Tepat Waktu
Nestle: Pasokan Air Bersih Turun 35 Persen
BPKM: Izin buat Foxconn Bisa Keluar dalam 3 Hari