TEMPO.CO, Malang - Upacara Yadnya Kasada, ritual yang dilakukan suku Tengger di Gunung Bromo tahun saka 1634, pekan lalu dibanjiri wisatawan. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mencatat 15 ribu wisatawan dari berbagai daerah di pelosok nusantara membanjiri agenda wisata tahunan itu. (Baca: Mengenal Upacara Yadnya Kasada di Bromo)
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ayu Dewi Utari bahkan menyebut wisatawan mancanegara juga tertarik untuk menyaksikan ritual yang dilakukan suku Tengger. "Wisatawan mancanegara sampai seratusan orang, selebihnya dari sini saja," ujarnya di Malang, Sabtu, 16 Agustus 2014. (Baca: Suku Tengger Gelar Ritual Yadnya Kasada Malam Ini)
Menurut Ayu, jumlah pengunjung ini tidak naik secara signifikan. Pada hari libur, jumlah pengunjung kawasan wisata Bromo, Tengger, dan Semeru berkisar 1.500-2.000. Selain menikmati upacara Kasada yang diselenggarakan masyarakat suku Tengger, wisatawan juga menikmati kawasan lautan pasir serta penanjakan untuk melihat matahari terbit dan kawah Bromo. (Baca: Bibir Kawah Bromo Menipis, Upacara Kesada Dijaga)
Meski tarif masuk kawasan melonjak, ternyata hal itu tak mempengaruhi jumlah kunjungan. Menurut Ayu, jumlah pengunjung tetap stabil untuk menikmati keindahan alam Bromo. Setiap wisatawan domestik yang memasuki kawasan Bromo dan sekitarnya pada hari kerja atau hari biasa dikenai tiket masuk Rp 27. 500, sementara wisatawan asing dibanderol Rp 217.500. Adapaun pada hari libur, tiap wisatawan domestik harus membayar Rp 32.500, sementara turis mancanegara dikenai tarif Rp 317.500. (Baca: Pelantikan Dukun Tengger Jadi Obyek Wisata Bromo)
Wisatawan domestik yang ingin memasuki kawasan Semeru diharuskan membeli tiket Rp 17.500, sementara wisatawan asing harus membayar Rp 207.500. Ini tiket masuk pada hari kerja. Pada masa liburan, wisatawan domestik dan asing masing-masing harus membayar Rp 22.500 dan Rp 307.500.
EKO WIDIANTO