TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Sea World Indonesia mengklaim telah menggelontorkan dana sebesar US$ 25 juta untuk investasi sarana rekreasi tersebut. Dana yang setara dengan Rp 275 miliar itu dihabiskan dalam kurun waktu 1992-1994 untuk membangun Sea World. (Baca: Jaya Ancol Bakal Pindahkan Ikan Sea World)
“Investasi itu kami habiskan untuk membuat bangunan, membeli akuarium, dan mendatangkan ikan-ikan selama dua tahun. Pada 1994, barulah kami beroperasi secara komersil,” kata Yongki E. Salim, Presiden Direktur Sea World pada Jumat, 3 Oktober 2014. (Baca: Ahok Akui Perintahkan Tutup Sea World)
Angka itu, kata Yongki, di luar biaya operasional. Sehari-harinya, Sea World mengeluarkan dana antara Rp 60-70 juta untuk mengelola arena rekreasi itu. Dana operasional antara lain digunakan untuk perawatan dan memberi makan satwa. (Baca: Ancol Kembali Buka Sea World, Asal...)
Menurut Yongki, peran Ancol dalam pembangunan Sea World hanyalah menyediakan lahan. Sementara semua investasi proyek digelontorkan Sea World. Dalam perjanjian kedua pihak yang ditandatangani pada 1992 juga disebut bahwa Sea World harus menyetor dana awal sebesar Rp 250 juta kepada Ancol untuk uang muka imbalan pengelolaan.
Sejak itu, Sea World berkewajiban menyetor sebesar 5 persen dari hasil penjualan tiket yang telah dipotong pajak penghasilan. Yongkie tidak merinci berapa pendapatan Sea World tiap tahun. (Baca juga: Sea World Disegel, Omzet Pedagang Makanan Nol)
Namun, ia menyebut dalam lima tahun terakhir, jumlah pengunjung per tahun selalu stabil di atas 1 juta orang. Harga tiket masuk Sea World berkisar antara Rp 80–Rp 100 ribu yang disesuaikan dengan hari kerja atau libur.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Tim Transisi Jokowi: Peluang Koalisi Tertutup
Anulir UU Pilkada, SBY Teken Perpu
Chairul Tanjung: Tak Ada Anggaran untuk Lapindo
Dahlan Iskan Pernah Diancam Anaknya