TEMPO.CO, Bangkalan - Wakil Bupati Bangkalan Mundir Rofi'i menyampaikan keprihatinannya atas penangkapan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan Fuad Amin Imron oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Fuad ditangkap karena diduga menerima suap terkait dengan proyek sumur gas.
"Saya sedih dan prihatin karena Fuad Amin adalah sosok yang ditokohkan warga Bangkalan," kata Mundir kepada Tempo, Rabu, 3 Desember 2014. "Saya berharap kasus cepat mendapat kepastian hukum." (Baca: Misteri Ceceran Duit di Rumah Fuad Amin.)
Menurut Mundir, yang paling membuat dirinya sedih adalah dikaitkannya nama-nama lain dalam kasus yang menimpa Fuad Amin. Dia mengatakan kasus Fuad dihubung-hubungkan oleh banyak media dengan ulama karismatik Bangkalan, Kiai Haji Mohammad Kholil bin Abdul Latif.
Padahal, kata Mundir, kasus yang menimpa Fuad Amin merupakan konsekuensi dari perbuatan pribadinya dan sama sekali tidak ada kaitan dengan keluarga besar Kiai Kholil. (Baca juga: Hitung Duit Fuad Amin, KPK Butuh Waktu Tujuh Hari.)
Pada Selasa dinihari, 2 Desember 2014, KPK menangkap Fuad Amin Imron di rumahnya di Kampung Saksak, Bangkalan. Fuad ditangkap karena diduga menerima suap dari PT Media Karya Sentosa terkait dengan proyek gas. KPK menyita sebuah koper dan tiga tas berisi uang dan surat berharga sebagai barang bukti. (Baca: Selain Suap, Tiga Kasus Ini Bisa Jerat Fuad Amin.)
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler
Gubernur FPI Fahrurrozi Menunggak Iuran Warga
KPK Iming-imingi Suryadharma Ali Diskon Hukuman
Fuad Amin: Dugaan Ijazah Palsu sampai Suap Migas
Tentara Dibunuh karena Cabuli Anak Komandan Kodim?