TEMPO.CO, Jakarta - Kuswanto, korban kasus penganiayaan dan salah tangkap oleh 13 polisi mengaku lehernya masih saja mengeluarkan darah selama dua pekan terakhir tinggal di wisma Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta. "Darahnya tidak berhenti terus," kata Kuswanto saat dihubungi pada 9 Desember 2014.
Selama di Jakarta, pria asal Kudus, Jawa Tengah, tersebut dijanjikan mendapat perawatan yang lebih mendalam untuk luka bakar di lehernya. Namun ternyata, hanya pembersihan luka yang dia dapatkan. "Saya dua kali berobat ke RSCM, sepekan lalu dan kemarin. Itu pun lukanya hanya dibersihkan," ujar Kuswanto. (Baca: Begini Cara 13 Polisi di Kudus Menyiksa Kuswanto)
Kuswanto berharap mendapat perawatan total seperti operasi. "Saya masih menunggu dari Kontras dan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban). Katanya besok-besok terus," tutur Kuswanto mulai tidak sabar.
Kuswanto mengatakan, bila memang tidak mendapat bantuan yang lebih mendalam di Ibu Kota, ia akan pulang kampung ke Kudus. "Kalau memang tidak ada, mending saya pulang saja." (Baca: Kuswanto yang Disiksa Polisi Bisa Dapat Bantuan)
Siang ini, Kuswanto dijadwalkan kembali melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pukul 10.04 WIB, ia sudah berangkat dari tempat penginapannya di wisma Kontras menuju RSCM. Namun ia belum tahu apa tindakan yang akan didapatkannya hari ini.
Sebelumnya, Kuswanto dituduh merampok toko es krim pada 2012. Tuduhan itu diterimanya dari 13 polisi yang menyergapnya secara tiba-tiba pada 21 November 2012. Karena tidak mengakui tindakan yang tidak pernah dilakukannya itu, Kuswanto dipukul oleh sejumlah polisi itu. Ia akhirnya disiram bensin lalu dibakar. Akibatnya, bagian perut dan leher Kuswanto terbakar parah. (Baca: Kasus Penyiksaan Kuswanto, Polda: Ada Keteledoran)
Leher Kuswanto memang selama dua tahun terakhir terus-menerus mengeluarkan darah. Ia juga sudah melakukan operasi sebanyak empat kali di Kudus. Namun kondisinya masih belum juga mendapat kemajuan.
MITRA TARIGAN
Baca juga:
Pesan Hari Antikorupsi: Jangan Sanjung Koruptor
Sanksi di Pesantren Ini: Diikat atau Dicambuk
Perpu Pilkada, PKS: Masih Dirapatkan, tapi...
Dua Bulan, Pembantu di Bekasi Dianiaya Majikan