TEMPO.CO, Pangkalan - Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Henry Bambang Soelistyo mengatakan kapal Jepang tak ikut operasi pencarian pesawat Air Asia QZ8501 mulai Jumat, 9 Januari 2015. Menurut dia, sedikit demi sedikit kekuatan dari luar negeri memang bakal dikurangi. (Baca: Cari Air Asia, Kapal Malaysia Temukan Satu Jasad)
"Supaya pencarian tidak berlebihan dan lebih efektif," ujar Soelistyo di Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Januari 2015. Kemarin, tim penyelam TNI Angkatan Laut sudah menemukan bagian ekor pesawat jenis Airbus A320-200 itu. Selama penyelaman, kapal-kapal harus menepi agar suaranya tidak mengganggu penyelam. (Baca: Black Box Air Asia Harus Tetap Direndam Air)
Dua kapal Jepang, yakni Ohnami dan Takanami, ikut mencari pesawat nahas itu sejak Sabtu, 3 Januari 2015. Selain Jepang, ada armada dari negara lain yang turut mencari pesawat Air Asia. Di antaranya Singapura, Amerika Serikat, Malaysia, dan Rusia. (Baca: Begini Jenazah Korban Air Asia Diperlakukan)
Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, Ahad pagi, 28 Desember 2014. Pesawat Air Asia QZ8501 membawa 155 penumpang dan 7 awak. Hingga Kamis, baru 41 jenazah yang berhasil dievakuasi. (Simak pula: Misi Air Asia, Prajurit Cantik Ini Jago Menyelam)
LINDA TRIANITA
Baca Berita Terpopuler
Sindir ISIS, 11 Pekerja Majalah Tewas Ditembak
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk Singapura?
Penyerang Charlie Hebdo: Ini Pembalasan Nabi!
Yogyakarta Bicara Hotel dan Kampung di Belakangnya
Ini Penyebab Kantor Media Charlie Hebdo Ditembaki