TEMPO.CO, Medan - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin prihatin dengan kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla selama seratus hari terakhir. Menurut Din, banyak janji kampanye Jokowi-Jusuf Kalla yang belum terwujud akibat beban partai pendukung. (Baca: 100 Hari Jokowi, Saifullah Yusuf: Biasa-biasa Saja)
"Dalam 100 hari kerja Jokowi-JK ini, harapan yang pernah muncul pada saat pilpres lalu belum jadi kenyataan. Sungguh besar harapan kita, pasangan Jokowi-JK mendengung-dengungkan Tri Sakti Bung Karno, tanpa mendramalisasi masih jauh panggang dari api," kata Din di Medan, Rabu, 28 Januari 2015. (Baca: 100 Hari Jokowi, Ada Investasi Rp 924,3 Triliun)
Din juga menyoroti kerja menteri kabinet Jokowi yang menonjol saat ini hanya gaya blusukan. Namun blusukan itu, menurut Din, tidak menyelesaikan masalah. Bagi Din, blusukan menteri Jokowi hanya metode untuk memetakan masalah dengan langsung bertanya kepada rakyat. "Para menteri seharusnya lebih banyak bekerja di ruangan untuk mengambil kebijakan yang bersifat memecahkan masalah," tutur Din. (Baca: 100 Hari Kerja Jokowi Mandek karena Faktor Parpol)
Mengenai penilaian jeblok di seratus hari pemerintahan Jokowi-JK, Din menjelaskan, tidak cukup waktu dan tidak pas jika menilai kinerja pemerintahan hanya dalam tempo tiga bulan. "Memang diawali dari kilometer satu, tiga kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Sejahtera serta didukung oleh partai politik yang digabung menjadi Indonesia Hebat," ujar Din. "Tapi itu juga melempem." (Baca juga: Jokowi Tak Bisa Dimakzulkan, Begini Alasannya)
SAHAT SIMATUPANG
Topik terhangat:
Budi Gunawan | Bambang Widjojanto | Tabrakan Pondok Indah | AirAsia
Berita terpopuler lainnya:
Ahok, Hadis Nabi Muhammad, dan Ajaran Konfusius
Kisah Wanita Indonesia yang Terdampar di Chechnya
KPK Vs Polri: Inilah Pasukan Kuning 'Penjaga' KPK